REPUBLIKA.CO.ID, BADUNG -- Erupsi anak Gunung Rinjani, Gunung Barujari di Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB) berdampak negatif terhadap pariwisata di Pulau Dewata.
Hal tersebut disampaikan Wakil Gubernur Provinsi Bali, I Ketut Sudikerta saat melakukan kunjungan dan pemantauan ke Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai di Kuta, Badung.
"Semua ini pasti berdampak negatif terhadap pariwisata. Meski demikian, ini semua menyangkut bencana alam sehingga kita tak dapat berbuat banyak," ujarnya di Badung, Kamis (5/11).
Sudikerta berharap koordinasi pihak-pihak terkait dalam menghadapi bencana alam ini, termasuk koordinasi antara wisatawan, maskapai penerbangan, dan penyedia akomodasi pariwisata, seperti hotel.
Pihak terkait harus tetap memberikan pelayanan prima, seperti pengembalian tiket pesawat dan penginapan bagi penumpang yang keberangkatannya tertunda.
Ketua Bali Tourism Board (BTB), Ida Bagus Ngurah Wijaya sebelumnya mengatakan ini adalah kedua kalinya Bali terdampak dari erupsi dua gunung berapi di Indonesia. Pertama, erupsi Gunung Raung di Jawa Timur dan anak Gunung Rinjani.
"Sepanjang Juli-Agustus 2015 saat erupsi Raung, penurunan penumpang dari Australia mencapai 30 persen," ujarnya.
Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Badung, Cokorda Raka Darmawan megatakan pihaknya telah mengimbau penyedia akomodasi pariwisata untuk tetap melayani penumpang. Dirinya melakukan pemantauan ke sejumlah hotel terkait penutupan bandara yang dijuluki leisure airport ini.
"Jangan sampai pihak maskapai misalnya membeda-bedakan pelayanan antara wisatawan domestik dengan mancanegara," ujarnya.
Berdasarkan pemantauannya ke sejumlah hotel, pihak hotel mengakui ada pembatalan atau penundaan pemesanan. Meski demikian, banyak juga hotel kembali dipadati pengunjung yang sebagian besarnya penumpang pesawat yang gagal berangkat.