Kamis 05 Nov 2015 08:34 WIB

Akibat Anak Rinjani, Penutupan Bandara Diperpanjang

Rep: Muhammad Nursyamsyi/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Debu vulkanik gunung Barujari menyembur dibalik puncak gunung Rinjani terlihat dari Kecamatan Pringgabaya, Selong, Lombok Timur, NTB, Rabu (4/11).
Foto: Antara/Agung Wirawan
Debu vulkanik gunung Barujari menyembur dibalik puncak gunung Rinjani terlihat dari Kecamatan Pringgabaya, Selong, Lombok Timur, NTB, Rabu (4/11).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Perhubungan (Kemenhub) memperpanjang penutupan sejumlah bandara di Bali, Banyuwangi, dan Lombok terkait aktivitas Gunung Rinjani (debu vulkanik).

Kapuskom Kemenhub JA Barata mengatakan, penutupan bandara tersebut sesuai dengan Notam baru yang dikeluarkan Kamis (5/11) pagi nomor : A2479/15; B2685/15 C3472/15 dan C3473/15.

"Yang intinya menyatakan Bandara Internasional Ngurah Rai, Bali, Bandara Internasional Lombok (Lombok Praya), dan Bandara Selaparang Lombok serta Bandara Blimbingsari Banyuwangi penutupannya diperpanjang sampai estimasi Jumat (6/11) pukul 07.45 WIB karena masih terdampak aktifitas Gunung Rinjani (debu vulkanik)," ujarnya dalam keterangan tertulis yang diterima Republika, Kamis (5/11).

Sejumlah maskapai pun terpaksa membatalkan penerbangannya, seperti AirAsia yang harus membatalkan 66 penerbangan dari dan menuju Bali  pada Rabu (4/11) dan Kamis (5/11) akibat dampak dari ditutupnya Bandara Internasional Ngurah Rai, Bali.

Head of Corporate Secretary and Communications Air Asia Indonesia Audrey Progastama Petriny mengatakan, ada 64 penerbangan dari dan menuju ke Bali yang terpaksa dibatalkan hari ini, antara lain QZ 550 Denpasar – Kuala Lumpur, QZ 551 Kuala Lumpur – Denpasar, dan QZ 8454 Denpasar - Solo.

Sementara untuk Kamis (5/11), ada dua penerbangan yakni XT 822 Denpasar - Sydney dan XT 823 Sydney – Denpasar yang juga harus dibatalkan.

"Pelanggan yang mengalami pembatalan penerbangan akan diinformasikan secara bertahap mengenai status penerbangan terkini," katanya menambahkan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement