Rabu 04 Nov 2015 17:03 WIB

Monumen Peringatan Merapi akan Menjadi Destinasi Wisata Baru

Rep: C97/ Red: Winda Destiana Putri
Gunung Merapi
Gunung Merapi

REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Pemerintah Kabupaten Sleman canangkan Monumen Peringatan Merapi di Desa Bakalan, Argomulyo, Cangkringan sebagai destinasi wisata baru.

Monumen yang baru dibangun ini memang dimaksudkan untuk mengingat erupsi merapi 2010 yang sangat besar.

Penjabat Bupati Sleman, Gatot Saptadi menuturkan, Pemkab Sleman sudah membuat master plan wisata monumen tersebut. Hal itu dilakukan untuk mengintegrasikan monumen dengan tempat wisata lainnya.

"Kami juga akan melakukan pengembangan pada destinasi wisata ini," katanya, Rabu (4/11).

Ia mengemukakan, selain berwisata, para wisatawan juga bisa mendapatkan edukasi mitigasi bencana di Monumen Peringatan Merapi. Di antaranya dengan melihat langsung dampak dari erupsi lima tahun lalu yang bisa menghancurkan sebuah perkampungan. Setidaknya akibat bencana tersebut 500 orang meninggal, dan 500 ribu lainnya menjadi pegungsi.

"Ini jadi pengingat untuk masyarakat, Merapi pernah erupsi luar biasa. Ke depannya mungkin akan ada lagi bencana yang luar biasa, sehingga warga harus selalu waspada," tuturnya.

Menurutnya Monumen Peringatan Merapi juga mengandung makna bahwa setiap manusia harus menjalankan hidup secara harmoni bersama alam. Kepala Bidang Mitigasi, Gempa Bumi dan Gerakan tanah, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), Subandrio mengatakan erupsi Merapi 2010 adalah kejadian luar biasa dalam kebencanaan nasional. Erupsi tersebut mampu melenyapkan perkampungan yang jaraknua belasan kilo meter dari puncak. Padahal sebelumnya tidak erupsi hanya sampai wilayah Kaliadem.

"Sampai kejadian erupsi Merapi 2010 masih meninggalkan jejak material. Saya pikir material yang tersisa perlu dikonservasi untuk pembelajaran," kata Subandrio mewakili Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG).

Dia menjelaskan Dusuh Bakalan seluas satu hektar dipilih sebagai area peringatan erupsi karena masih ada material yang tersisa di sana. Selain itu ada juga kerelaan dari warga untuk menyumbangkan tanah bagi area monumen.

Menurut Subandrio pendirian monumen tersebut merupakan bantuan dari kegiatan Konferensi Internasional Cities on Volcanoes-8 (COV-8). Pembangunannya menggunakan dana sebesar Rp 150 juta, dengan target akan selesai dalam waktu sebulan.

Monumen erupsi Merapi 2010 itu juga ditandai dengan sengkalan atau tahun jawa Sirno jalmo lenaning Paningal yang berati 2010.

"Sengkalan itu bisa diartikan jatuhnya korban erupsi Merapi karena kelalaian manusia dalam membaca tanda-tanda alam melalui pendekatan empirik dan spritual," paparnya.

Dukuh Bakalan, Eko Bejo Subekti mengharapkan keberadaan Monumen Peringatam Merapi bisa menjadi aset wisata bagi desa setempat. Ia menyampaikan, lokasi monumen itu berada di atas tanah bekas masjid yang merupakan kas desa.

"Sebelum erupsi 2010 dampaknya tidak pernah sampai ke sini. Ini kan 14 Km dari puncak," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement