REPUBLIKA.CO.ID, Afrika Selatan mengumumkan akan merombak peraturan visa barunya yang kontroversial. Aturan itu membuat kedatangan wisatawan turun enam persen awal tahun ini, penurunan terbesar dalam enam tahun belakangan ini.
Diperkenalkan pada bulan Juni, aturan baru masuk Afrika Selatan dianggap terlalu ketat oleh banyak orang. Mereka menuntut agar pengunjung mengajukan visa secara pribadi di Kedutaan Afrika Selatan dan informasi biometrik mereka diambil.
"Di negara-negara di mana tidak ada misi Afrika Selatan, Departemen Dalam Negeri akan menerima aplikasi, termasuk melalui pos, dan data biometrik diambil saat kedatangan," kata pernyataan pemerintah. "Untuk mengatasi masalah di sekitar penyebaran geografis negara-negara seperti hina, India dan Rusia, langkah-langkah tertentu akan diambil untuk mempermudah proses aplikasi, khususnya bagi wisatawan."
Keputusan itu muncul setelah Presiden Jacob Zuma memerintahkan komite yang didirikan pada bulan Agustus untuk menyelidiki laporan terkait menurunnya industri pariwisata akibat kebijakan visa baru.
Menteri Pariwisata Derek Hanekom mengatakan pada bulan Juli angka untuk kuartal pertama tahun ini menunjukkan penurunan yang mengkhawatirkan.
Menurut Statistik Afrika Selatan, wisatawan dari Cina menurun 38 persen pada kuartal pertama dibandingkan dengan periode sebelumnya tahun 2014. India turun sebesar 13 persen. Penurunan enam persen kedatangan wisatawan secara keseluruhan adalah kejatuhan terbesar sejak 2009 pada puncak krisis keuangan global.
Peraturan masih memerlukan anak-anak dari negara-negara yang sebelumnya bebas visa masuk ke Afrika Selatan untuk bepergian dengan akte kelahiran lengkap selain paspor saat memasuki negara ini. Dikutip dari News.com.au, aturan ini ditujukan untuk memerangi kasus perdagangan anak di bawah umur.
Afrika Selatan merupakan salah satu tujuan wisata terkemuka di Afrika, sebanyak 12 juta wisatawan internasional ditargetkan menyambangi negara ini pada tahun 2018.
Ikuti Whatsapp Channel Republika
