Jumat 30 Oct 2015 20:22 WIB

Menkomar-Menpar Kompak Majukan Pariwisata Indonesia

Wisata ke NTT bukan hanya sebatas menikmati Pulau Komodo, terdapat sejumlah atraksi yang tak kalah menarik seperti Pantai Lasiana atau Pulau Kera yang juga cantik.
Foto: Republika/Yogi Ardhi
Wisata ke NTT bukan hanya sebatas menikmati Pulau Komodo, terdapat sejumlah atraksi yang tak kalah menarik seperti Pantai Lasiana atau Pulau Kera yang juga cantik.

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Menteri Kordinator Kemaritiman, Rizal Ramli optimistis dengan capaian target wisman Indonesia di tahun 2016. “ Pariwisata Indonesia ini dianggap underdog! Nggak dianggap sama sekali di regional ASEAN. Kalah sama negara kecil Singapore, keok sama Malaysia, apalagi Thailand? Tapi terus terang, dalam semua pertempuran, saya justru senang diremehkan dan ditempatkan pada posisi underdog,” kata dia.

Menurutnya, target 2016 dengan 12 juta wisman memang besar, 20 persen, dibandingkan dengan rata-rata kenaikan turis internasiol di semua negara yang hanya 4 persen tahun lalu. “Tetapi saya yakin strategi yang dibangun Menpar Arief Yahya bisa mencapai itu semua. Tahun 2019 harus double, 20 juta wisman, 3 juta tenaga kerja langsung, 7 juta tenaga kerja tak langsung,” papar pengagum Einstein yang Doktor Ekonomi-nya diperoleh dari Boston University 1990 itu dalam keterangan

Rizal sepakat dengan kebijakan Kementerian Pariwisata seperti Bebas Visa Kunjungan (BVK), regulasi yacht, pembangunan pelabuhan untuk turis dan marina di Indonesia  “Masak turis bersandarnya di pelabuhan kapal barang seperti Tanjung Priok dan Tanjung Perak? Pasti jauh dari kenyamanan?” kata mantan mahasiswa Fisika ITB yang pernah dipenjara tahun 1978, karena kritik-kritik pedasnya kepada kebijakan pemerintah Soeharto ini.

Selain itu, Rizal juga menyarankan pengembangan tujuan wisata seperti Kepulauan Seribu dan Danau Toba. Seperti di Kepulauan Seribu disarankan terumbu karang. Harapannya Kepulauan Seribu menjadi tujuan alternatif di luar puncak. Juga disebut Danau Toba. "Toba The Monaco, itu indah sekali. Kenapa pakai label The Monaco? Kalau pakai Toba saja, nggak ada yang kenal. Monaco itu membayangkan nyaman, aman, indah, branding itu perlu,” jelasnya.

Terlepas dari semua usaha dan upaya yang dilakukan Kementerian Pariwisata, kata Rizal Ramli, yang terpenting adalah performance. Jumlah kunjungan wisman yang masuk ke tanah air. Di sinilah yang paling penting, dan di sini pula yang matching antara Menkomar Rizal Ramli dan Menpar Arief Yahya. “Sampai bulan lalu, data wisman yang masuk masih on target. Semoga sampai peak season akhir tahun ini bisa tembus target,” jawab Menpar Arief Yahya

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement