REPUBLIKA.CO.ID, MILAN -- Keberhasilan Paviliun Indonesia masuk dalam 10 besar pengunjung terbanyak di World Milan Expo 2015 dinilai karena kekompakkan bersama. Meski awalnya mendapat cibiran dan bahkan dihina warga Indonesia sendiri, namun menurut pendiri Artha Graha Network, Tomy Winata, panitia berhasil membawa Paviliun Indonesia pada posisinya.
Tomy mengatakan pada awalnya pihak AGN 'datang' ke Milan hanya sebagai sponsor dan pengelola restoran. Namun, Ketua Koperasi Pelestarian Budaya Nusantara (KPBN), Didi Petet meminta AGN untuk ikut serta dalam acara tersebut.
"Kami hanya tak ingin Indonesia dilecehkan orang. Kami hanya ingin memposisikan Indonesia pada tempatnya. Faktanya warga seluruh dunia tahu bagaimana hebatnya Indonesia," ujar dia kepada wartawan, Kamis (29/10).
Terkait keberhasilan Indonesia dalam upaya memecahkan rekor dunia tumpeng dan besarnya pengunjung, ia menyatakan hal itu berasal dari kekompakkan tim. Tim itu berasal dari KPBN, AGN, Kementerian Perdagangan, Kementerian Luar Negeri, IPTC, relawan dan para mahasiswa yang ikut dalam acara tersebut.
Begitu juga dengan musikus Indonesia seperti Iskandar Widjaja dan Ade Irawan. Ia menggarisbawahi khusus Ade Irawan, musikus satu ini patut dibilang luar biasa.
Ade yang terlahir buta, namun bisa mengajak pengunjung berhenti, menatap panggung dan bergoyang dalam permainan piano. Ade juga menggalang dana bagi warga disabel di Milan.