Kamis 29 Oct 2015 22:29 WIB

Ini Alasan Menpar Enggan Mengganti Kampanye Wonderful Indonesia

Red: M Akbar
Menteri Pariwisata (Menpar) Arief Yahya.
Foto: Republika/Tahta Aidilla
Menteri Pariwisata (Menpar) Arief Yahya.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Pariwisata, Arief Yahya, mengatakan wacana untuk mengganti kampanye Wonderful Indonesia sempat mencuat pada akhir tahun lalu. Namun ia tetap menggunakan kampanye tersebut dengan memfokuskan pada aspek strategi promosi yang lebih masif.

“Ide itu sudah saya lalui sejak akhir 2014 dan itu sudah selesai,'' kata Arief dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Kamis (29/10).

Arief mengatakan sebagai slogan pengganti dari Wonderful Indonesia itu muncul nama Wow Indonesia. Slogan kampanye itu sempat ada yang menilai terasa lebih gaul, lebih pendek, keren dan bombastis.

''Tapi kata Wow itu pernah dipakai Filipina dan sekarang ini masih dipakai Zimbabwe. Jadi tidak mungkin national branding kok sama dengan negara lain?'' kata pria berdarah Banyuwangi-Banten itu.

Arief menegaskan logo yang digunakan pada slogan Wonderful Indonesia itu tidak jelek. Menurut dia efektifitas kampanye Wonderful Indonesia ini hanya terletak pada aspek promosi yang tidak dijalankan secara maksimal. ''Jadi, jangan buru-buru di-jugde logonya yang tidak ngangkat, tapi cek dulu selama ini sudah mempromosikan seperti apa?” kata dia.

Lantas dibandingkan dengan logo national tourism branding yang lain seperti Malaysia Truly Asia, Amazing Thailand, Incredible India, Discovery USA, Your Singapore, menurut Arief, logo Wonderful Indonesia tidak terlalu buruk.

''Hanya saja, kalau dalam marketing, Wonderful Indonesia itu masih mempromosikan produk, yakni Indonesia yang indah. Tetapi seperti “Your” Singapore, itu touch-nya ada di costumer, bukan di produk,'' jelas pria yang sangat menguasai ilmu marketing dan pernah dinobatkan sebagai Marketeer of The Year 2013 oleh Mark Plus itu.

Untuk itu Arief melihat promosi menjadi bagian terpenting agar kampanye Wonderful Indonesia bisa lebih masuk mencapai sasarannya. Ia juga memberikan contoh tentang pentingnya promosi, termasuk di sektor pariwisata. Ia mengatakan sehebat, secantik, seindah, atau se-eksotis apapun destinasi yang dimiliki tanpa dipromosikan, tanpa dikemas, tanpa disebar luaskan informasinya, tidak akan ada yang tahu.

''Inilah kelemahan kita selama ini, yang sudah berkali-kali dikritik oleh Bapak Presiden Jokowi. Sampai-sampai di Sail Tomini 2015 Sulteng dan pencanangan pembangunan Kawasan Pariwisata Terpadu Mandeh Sumber, berkali-kali menekankan: promosi! promosi! promosi!” ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement