Rabu 28 Oct 2015 11:15 WIB

Koleksi Baru Lee Cooper Cocok untuk Kasual dan Rapi

Rep: C19/ Red: Indira Rezkisari
Pakaian berbahan denim atau jins.
Foto: pixabay
Pakaian berbahan denim atau jins.

REPUBLIKA.CO.ID, Pertengahan Oktober ini, Lee Cooper kembali meluncurkan serangkaian koleksi terbaru untuk musim gugur 2015. Koleksi ini diberi tema Lee Cooper: Made To. Hal itu lantaran terinspirasi dari The British Working Class pada tahun 1970. Yakni saat generasi muda di Timur London bebas menyuarakan pendapatnya dan memiliki gaya berpakaian smart  with a gritty edge.  

Tak ayal, sebagai pelopor tren berbusana yang terus berinovasi memadukan gaya British dengan sentuhan modern, untuk koleksi musim gugur ini, Lee Cooper kembali memfokuskan pada detil produk dan ciri khas yang lekat dengan budaya London Timur.

“Koleksi baru Lee Cooper kali ini banyak menggunakan gaya Repair Denim, yaitu destroyed jeans yang kembali dijahit dengan ketelitian tinggi, sebuah pekerjaan sempurna dari sentuhan klasik dan tren masa kini.  Menggunakan bahan indigo yarn,  koleksi baru ini sangat cocok untuk tampilan kasual maupun rapi,” kata Frieda Dharmawan, General Manager Lee Cooper Indonesia.

Peluncuran ini sekaligus menggandeng nama-nama besar yang telah harum di bidangnya masing-masing. Di antaranya aktor Ben Joshua, musisi Melanie Subono, hobiis motor Omar Annas dan juga pekerja kreatif Ayu Utami. Lee Cooper ingin merefleksikan kenyamanan dan kelenturan jins Lee Cooper dalam kegiatan sehari-hari.

Koleksi stretch jeans Lee Cooper dihadirkan untuk para pria dan wanita yang aktif namun tetap ingin terlihat effortlessly stylish. Di antaranya untuk koleksi pria tersedia dalam fitting Ultra Slim, Slim, Straight dan juga Regular, sedangkan untuk wanita, tersedia dalam fitting skinny, slim, straight, bootcut dan flare yang siap memeluk pinggul para wanita dengan pas dan menawan.

“Lee Cooper stretch jeans diharapkan akan menjadi bagian dari sebuah catatan perjalanan yang tak terlupakan oleh pemakai saat beraktivitas, seperti ketika sedang bermain (Made to Play) ,berkreasi (Made to Create), mengeksplorasi sesuatu (Made to Explore), saat tampil dalam sebuah pertunjukan (Made to Perform), serta dibuat dengan detil yang orisinil (Made to be Authentic),” lanjut Frieda, dalam siaran pers yang diterima Republika.co.id.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement