REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Penasehat Kehormatan Menteri Pariwisata Republik Indonesia Sapta Nirwandar mengatakan, wisata halal tidak akan merusak pluralisme di Indonesia.
Menurutnya, wisata halal justru akan memberi nilai lebih dari sebuah destinasi wisata.
"Pluralisme di Indonesia tetap ada. Wisata halal itu kan memberikan fasilitas," ujar Sapta ketika dihubungi Republika, Selasa (27/10).
Ia mencontohkan, restoran yang menyediakan makanan vegetarian tidak mengganggu orang lain. Hal itu pun berlaku untuk makanan dan minuman halal. Sapta menyatakan, makanan halal tidak hanya ditujukan untuk Muslim.
Ia mengamati, restoran-restoran waralaba kini menggunakan sertifikasi halal namun pelanggannya tidak hanya orang Islam.
"Halal itu justru beriringan dengan thoyyiban atau sesuatu yang baik. Dan kebaikan itu untuk semua orang," ujar Sapta.
Sapta menilai daya jual suatu produk juga akan meningkat dengan kehalalan. Contohnya, kata Sapta, pengusaha waralaba di Singapura berlomba-lomba mendapatkan sertifikasi halal karena dapat menambah pelanggan.
"Muslim merasa nyaman dengan kehalalannya dan pelanggan non Muslim juga tetap bisa menikmati," ujar Sapta.