REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Salah satu waralaba karya anak bangsa ini tembus manca negara. “Minuman para pendekar”,  begitu pengusaha kuliner ini menyebutnya, karena menunya diberi nama para pendekar laga, seperti  Es Wiro Sableng , Es Angling Darma, Es Brama Kumbara, Es Jaka Tarub, Es Sembara, dan es terhoror yaitu Es Mak Lampir.

Salah satu menu lezatnya, Es Wiro Sableng disajikan dengan tiga rasa, yaitu stroberi, orange, dan coconut yang akan membuat anda merasa segar dan enjoy dalam menikmatinya. Di dalam makanan ini terdapat buah-buah yang segar seperti buah avocado,nangka, dan kelapa muda.

Pendiri usaha Es Batok 212, Den Raffi (34) mengatakan, usaha kulinernya ini sudah menyebar ke seluruh daerah di nusantara dan luar negeri. Ia menargetkan, untuk lima tahun yang akan datang usahanya ini sudah berdiri 212 franchise atau cabang waralaba.

“Dalam waktu dekat ini, kita akan buka lagi di Kuala Lumpur, sebelumnya di sana sudah buka dua cabang, dan orang di sana suka,” kata Raffi saat ditemui Republika.co.id, Selasa (6/10).

Saat ini, Raffi mengaku sedang sibuk memperbaiki sistem untuk mengembangkan usahanya tersebut, sehingga harus menutup beberapa cabang Es Batok 212 terlebih dahulu, yang sebelumnya berjumlah 100, sekarang menjadi 50 cabang.

Tidak mudah untuk membuat usaha ini besar hingga bisa go internasional, dan Raffi tidak sembarangan dalam memberi nama usahanya ini. “Awalnya namanya es batok kelapa muda, tapi karena tidak enak didengar, saya mengubahnya menjadi Es Batok 212, karena saya suka dengan Angka,” ujarnya.

Ia menambahkan, angka 212 itu menurutnya juga mempunyai falsafah yang berkaitan dengan rukun Islam, bahwa angka satu di tengahnya menandakan selalu kembali pada Tuhan. “Angka 212 juga merupakan es batbrand dunia, seperti parfum merk 212, itu mahal,” tutupnya.

Ikuti Whatsapp Channel Republika