REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Usai Lombok dinobatkan sebagai World Halal Tourism Destination dan World Halal Honeymoon Destination, Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat bertekad meningkatkan daya saing.
Wakil Gubernur NTB Muhammad Amin menyatakan, pascapenghargaan ini, pemerintah daerah berupaya meningkatkan daya saing Lombok di tengah industri pariwisata halal global dengan pembahan destinasi, fasilitas bandara dan resort, juga kebersihan dan keamanan. Makanan halal dan hotel yang dilengkapi fasilitas ibadah juga tak luput dari perhatian.
''NTB sadar potensi yang dimiliki. Karena itu kami menyiapkan paket-paket wisata. Juga pembenahan regulasi. Masih banyak yang harus dilakukan,'' kata Amin di Kantor Kementerian Pariwisata, belum lama ini.
Karakter wisatawan Timur Tengah yang selalu bepergian bersama keluarga, membuat Pemda NTB juga menyiapkan fasilitas untuk anak-anak. Soal iklim, Lombok lebih basah dari daerah NTB lain dan lebih sering hujan sehingga lebih menarik bagi wisatawan Timur Tengah yang antusias melihat hujan saat berkunjung ke Indonesia.
NTB menargetkan kunjungan wisatawan di akhir 2015 ini bisa mencapai dua juta orang. Per Agustus 2015, sudah 1,6 juta wisatawan tercatat datang ke NTB dengan komposisi wisatawan domestik dan mancanegara relatif berimbang.
Pertumbuhan pariwisata per sebesar 19-20 persen. Kontribusi pariwisata terhadap PAD NTB, diakui Amin masih belum seberapa, baru 10-15 persen. Tapi efek lanjutannya terlihat pada ekonomi kreatif. Masih banyak yang harus dibenahi. Misalnya Gili Trawangan, wisatawan masuk lewat Bali, tidak lewat pintu resmi. Regulasi belum efektif jadi perlu pembenahan. NTB jadi andalan.
Bersyukur atas keberhasilan bersama di ajang World Halal Travel Awards 2015 ini. Awalnya, ia pun sulit membayangkan Lombok bersaing dengan negara-negara yang sudah punya citra wisata halal mendunia.
Namun, semua pemangku kepentingan optimistis. Apalagi potensi wisata halal NTB terbilang unik. NTB diapit provinsi yang dominasi Hindu di Bali dan provinsi didominasi Protestan di NTT.