REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Selama ini Indonesia dinilai terlalu fokus tentang tunggal ika. Karena itulah masyarakat Indonesia pun selalu dianggap sama satu sama lain.
“Padahal kita jelas beda atau bhineka antara satu sama lain,” ungkap Sejarawan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Taufik Abdullah saat konferensi pers tentang Festival Budaya Melanesia di Kantor Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud), Jakarta, Kamis (22/10).
Taufik menegaskan perbedaan dan keragaman di Indonesia jelas menjadi nilai lebih tersendiri. Hal ini karena dari keragaman itu, Indonesia ternyata mampu menyatu. “Seperti apa bhineka di Indonesia terutama Melanesia? Kok bisa menjadi tunggal ika?” ujar Taufik.
Menurut Taufik, keragaman yang dimiliki jelas menjadi kebangaan tersendiri bagi Indonesia. Masyarakat dunia tentu ingin mengetahui mengapa keragaman di Indonesia bisa menyatu dengan baik hingga kini.
Salah satu keragaman di Indonesia adalah ihwal Melanesia. Mengenai Melanesia, hal inilah yang akan dibahas dalam Festival Budaya Melanesia. Dari pembahasan ini, banyak hal yang bisa diketahui termasuk alasan mengapa keragaman Melanesia bisa menyatu dengan Indonesia.
Sebelumnya, Kemendikbud akan menggelar Festival Budaya Melanesia. Festival ini akan diadakan di Kupang dari 26 hingga 30 Oktober 2015.
Festival budaya Melanesia atau Melanesian Cultural Festival merupakan forum bagi masyarakat yang mempunyai pengaruh budaya Melanesia. Forum ini untuk saling bertukar pengetahuan, tradisi dan budaya. Forum ini diharapkan dapat meningkatkan saling pengertian dan solidaritas di kawasan Melanesia.