Kamis 22 Oct 2015 17:17 WIB

Menpar Arief: Promosi Wisata Halal Terintegrasi

Rep: Fuji Pratiwi/ Red: Winda Destiana Putri
Menteri Pariwisata Arief Yahya memberikan keterangan kepada wartawan terkait destinasi halal dunia yang dianugerahkan kepada Indonesia di Gedung Kemeterian Pariwisata, Jakarta, Rabu (21/10).
Foto: Republika/Agung Supriyanto
Menteri Pariwisata Arief Yahya memberikan keterangan kepada wartawan terkait destinasi halal dunia yang dianugerahkan kepada Indonesia di Gedung Kemeterian Pariwisata, Jakarta, Rabu (21/10).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Promosi wisata halal dilakukan terintegrasi menggunakan klaster pintu masuk utama wisatawan. Model ini dinilai pas untuk sektor pariwisata baru seperti pariwisata halal.

Menteri Pariwisata Arief Yahya mengatakan konsep pemasaran wisata halal memang terintegrasi. Ia mencontohkan Lombok yang mayoritas wisatawannya dari Bali sehingga lama kunjungan mereka lebih panjang di Bali.

''Lombok belum punya posisi sendiri. Setelah bertemu Pemerintah Daerah NTB, kami cari posisi yang tepat untuk Lombok dan akhirnya diposisikan sebagai tujuan pariwisata halal,'' ungkap Arief, Rabu (21/10).

Integrasi dan promosi dengan Bali tetap dilakukan. Ia menilai, daerah wisata halal yang masih diintegrasikan promosinya tidak usah khawatir karena tidak selamanya akan seperti itu.

Terkait efek kemenangan Sofyan Hotel Betawi dalam World Halal Travel Award dan dampaknya bagi Jakarta, Arief menuturkan, 51 persen wisatawan mancanegara di Jakarta bertujuan bisnis. Pelaku industri harus paham kebutuhan mereka dan potensinya.

Sementara untuk wisatawan non bisnis diarahkan untuk masuk dalam integrasi Great Jakarta dimana mereka bisa diarahkan juga untuk berkunjung ke Bogor, Cianjur, dan Sukabumi.

''Yang penting, bangun kesadaran bersama dulu mengenai sektor wisata halal di Indonesia,'' kata dia.

Sasaran tradisional wisata halal masih Muslim Malaysia, Singapura, Cina dan Timur Tengah.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement