REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Pariwisata menyelenggarakan program familiarization trip (perjalanan wisata pengenalan) secara berkelanjutan dalam upaya memberikan pengalaman berwisata kepada travel agent dan tour operator (TA/TO).
Pada kesempatan ini, giliran TA/TO dari India dan Australia akan diajak menikmati destinasi wisata Indonesia.
Pada 11-15 Oktober, sembilan orang TA/TO India akan diajak berwisata ke Bandung. Sedangkan, pada 13-19 Oktober sebanyak empat orang TA/TO Australia berkeliling di objek wisata Bali dan Lombok.
Tujuan utamanya adalah menerapkan pepatah seeing is believing dan experiencing is believing yang bermakna alami sendiri lalu yakinlah bahwa Indonesia itu mengagumkan (wonderful). Dengan TA/TO melihat secara langsung objek wisata maka akan menjual paket wisata ke Indonesia di negara masing-masing.
"Fam trip merupakan salah satu program Kemenpar yang efektif untuk mempromosikan Indonesia dengan konsep seeing is believing," tutur Vinsensius Jemadu, Asisten Deputi Bidang Peningkatan dan Pengembangan Pasar Asia Pasifik dalam keterangan resmi kepada Republika.co.idRabu (14/10).
Rombongan TA/TO India diajak jalan-jalan di Jalan Braga atau Braga Weg, sebuah jalan yang eksotis di Bandung karena masih kental dengan gaya art deco masa kolonial. Berada di Braga akan membuat siapapun merasa ada di Eropa awal abad 20. Toko-toko bergaya lawas masih lestari dan mempertahankan gaya Eropa kuno.
Disekitarnya ada tempat-tempat menarik lainnya. Gedung Merdeka misalnya, bangunan ini adalah saksi bisu gelaran akbar Konferensi Asia-Afrika pada 1955. KAA, dicatat sejarah sebagai titik tolak perjuangan bangsa Asia-Afrika untuk merdeka dan berdaulat penuh. Tahun ini, peringatan 60 tahun KAA pun dipusatkan di Gedung Merdeka. Tidak jauh dari sana, ada Masjid Agung Bandung yang beberapa bulan belakangan menjadi primadona setelah alun-alunnya diubah menjadi lebih hijau dan ramah warga.
Bandung pun dikenal sebagai surga belanja. Factory outlet (FO) menjamur dan jadi rujukan warga lokal maupun wisatawan domestik serta mancanegara. Dago dan Cihampelas adalah dua pusat FO di Bandung yang tak pernah sepi.
Selanjutnya, peserta fam trip diajak berkunjung ke Saung Angklung Udjo. Pertunjukan musik angklung akan ditampilkan untuk memperkenalkan musik asli sunda. SAU adalah sanggar angklung yang sudah pentas di banyak negara dan konsisten melestarikan kebudayaan sunda.
Hari berikutnya, peserta diajak ke Kawah Ciwidey di Bandung Selatan. Destinasi ini juga merupakan tempat wisata utama di Bandung yang menawarkan pemandangan indah: kawah volkanik dengan hamparan pasir putih yang mengandung belerang.
Untuk rombongan TA/TO Australia, di hari pertama mereka diajak menyaksikan Tari Barong di Ubud, Bali. Sampai sekarang Bali memang menjadi pilihan utama berlibur warga Australia. Tak cuma Tari Barong, keempat peserta juga dibawa ke Pura Batuan, Pasar Seni Ubud, Tegalalang, dan Taman Nusa.
Esok harinya, peserta dibawa ke Taman Ayun Tanah Lot, Alas Kedaton yang dipenuhi kera, dan Seminyak. Hari selanjutnya, giliran Gili Sudak dan Gili Trawangan yang akan dijelajahi sebelum kembali ke negara asal.
Keindahan hamparan sawah Tegalalang, uniknya kerajinan Pasar Seni Ubud, miniatur Indonesia di Taman Nusa, pengalaman bersepeda di Gili Trawangan, dan bercengkerama dengan kera di Alas Kedaton tentu akan membawa kesan baik bagi peserta. Dengan begitu, mereka bisa menjadi duta pariwisata Indonesia dengan berperan sebagai penjual paket wisata (TA/TO).
India dan Australia merupakan salah satu target utama pariwisata Indonesia. Tahun ini Kemenpar menargetkan 250.000 kunjungan wisman India dan 1,1 juta kunjungan wisman Australia. Target ini mendapat angin segar dengan munculnya Peraturan Presiden no 104 tahun 2015 tentang Bebas Visa Kunjungan, yang mana India masuk di dalamnya. Dengan begitu, untuk wilayah Asia Pasifik ada enam negara yang bisa berwisata ke Indonesia tanpa visa: Tiongkok, Korea Selatan, Jepang, Selandia Baru, Taiwan, dan India.