Kamis 08 Oct 2015 09:48 WIB

Ingin Bergaya Vintage dengan Pakaian Bekas? Ini Triknya.

Red: Nur Aini
Busana vintage Paris Hilton
Foto: mailonline
Busana vintage Paris Hilton

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Asyiknya berbelanja pakaian bekas atau lawas terletak pada keseruan menemukan berbagai baju yang memiliki model eksklusif dan tentu harganya yang murah. Akan tetapi, memilih baju bekas tak bisa sembarang. Bisa jadi, lantaran bekas, baju itu sudah rusak setelah sekali cuci. 

Fashion Blogger asal Inggris Kerry Clark, Betty Pamper, dan Sheri Pavlovic memberikan sejumlah tips untuk membeli baju bekas dengan model lawas atau vintage. 

"Membeli baju bekas itu cara mengagumkan untuk membuat bajumu tidak hanya bisa menggambarkan gayamu sendiri tetapi juga ramah lingkungan," ujar Pamper seperti dikutip Huffingtonpost, belum lama ini. 

Pamper mengungkapkan ukuran baju vintage biasanya bermacam-macam, tidak selalu sesuai ukuran yang biasa dipakai. "Saya memiliki koleksi baju vintage dari 14 sampai 22 yang pas di badan, " ujarnya. Karena itu, ada baiknya tak perlu memperhatikan label ukuran pakaian. "Proporsi wanita berubah setiap dekade," ujarnya. 

Pakaian pada 1950an cenderung memiliki ukuran yang lebih besar pada bagian dada dan pinggul, seperti layaknya gelas pasir. Sedangkan, gaya pakaian 1960an memiliki bagian dada yang lebih kecil. Namun, ada beberapa orang yang membuat bajunya sendiri sehingga pakaian bekas juga memiliki proporsi yang spesifik dan tidak cocok dengan ukuran umum. 

"Belilah baju yang pas di badan, bukan berdasarkan ukuran umum," ujarnya. 

Selain itu, perhatikan label pakaian untuk melihat tahun pembuatan baju. Pavlovic mengatakan label biasanya tidak ditambahkan di pakaian sampai 1940an hingga 1950an dan jarang yang menambahkan logo desainer atau nama pabrik. Dari 1970an, label mulai ditambahkan dengan nama bahan dan ukuran. Sedangkan, pada 1980an, merk baju tidak hanya menambahkan nama merk serta ukuran tetapi juga rincian bahan, cara merawat, dan asal pembuatan. Pada 1990an, label baju berisi semua informasi yang kita lihat pada label baju modern dan umumnya menggunakan multibahasa.

Trik berikutnya adalah padu padan. Clark mengatakan perlu menikmati eksperimen dengan gaya sendiri tanpa perasaan terkekang harus menjadi sempurna. "Tidak ada yang salah dengan menginginkan tampilan dari suatu dekade, tapi itu tidak lagi berlaku bagi saya," ungkapnya.  Bahkan, Clark mengaku memadukan pakaian vintage dengan baju keluaran terbaru. "Kamu tidak perlu berpakaian semua vintage dari kepala sampai kaki," ungkapnya. 

Pakaian vintage juga harus disesuaikan dengan bentuk tubuh dan gaya pakaian. "Poin dari berpakaian vintage adalah menyukainya, memakainya, dan jika kamu tidak bisa menyatukan sesuatu dengan gaya kamu sendiri karena masalah usia, kamu tidak akan menikmatinya," ujar Pamper. 

Selain itu, Pamper menyarankan membeli pakaian bekas yang ukurannya lebih besar kemudian dapat dikecilkan sesuai ukuran tubuh. Ini akan membuat baju itu pas di badan. 

Setelah melihat model, ukuran, dan bahan, baju bekas juga memiliki masalah dengan bau. Pavlovic memberikan tip yakni tempatkan baju itu pada plastik dan masukkan ke dalam freezer semalam atau lebih tergantung kuatnya bau. Suhu beku akan membunuh sebagian besar bakteri sumber bau, sehingga pencucian biasa bisa menghilangkan bau yang tersisa. 

Bau juga bisa dihilangkan dengan campuran cuka putih dan air yang disemprotkan langsung pada baju lalu keringkan. Cuka juga bisa membantu menghilangkan noda. Selain cuka putih, juga bisa menggunakan baking soda. Tempatkan baju pada 4-5 liter air panas yang ditambahkan satu cup baking soda dan rendam selama 15 menit. 

Sementara, untuk menghilangkan bau pada alas kaki bisa menggunakan baking soda dan tepung jagung yang dicampurkan pada kain dan masukkan ke dalam sepatu selama semalam. 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement