REPUBLIKA.CO.ID, Penyapihan bisa menjadi transisi sulit bagi si kecil. Psikolog anak, Dewi Kumalasari menyarankan ibu aktif memberi banyak pelukan dan ciuman pada si kecil selama proses penyapihan.
Banyak ibu yang sedang menyapih khawatir memeluk atau mencium si kecil. Mereka beranggapan kontak fisik dengan ibu mendorong anak meminta menyusui lagi.
Hal tersulit dalam proses penyapihan anak terjadi dimalam hari. Anak yang sudah 'puasa' ASI disiang dan sore hari biasanya ingin tetap menyusui pada malam hari.
"Stop ASI dimalam hari memang tantangan terberat dalam proses menyapih anak. Malam hari adalahh ritual ternyaman untuk menyusui dan membuat anak tertidur," kata Dewi, belum lama ini.
Salah satu cara yang bisa diterapkan ibu, kata Dewi adalah pillow talk. Teknik ini dilakukan dengan cara membisikkan kalimat-kalimat positif saat anak sedang berada dalam gelombang otak alfa atau saat dia sudah mengantuk dan akan tertidur.
Contoh kalimatnya, seperti "adek sayang, mulai sekarang dan seterusnya setiap kali adek ngantuk adek bisa langsung bobo."
Kalimat lainnya, "adek sudah tidak perlu nenen bunda lagi. Adek anak pintar, bunda sayang adek." Ulangi terus kalimat ini berkali-kali setiap malam hingga tampak perubahan tingkah laku si kecil.
Menyusu sebelum tidur, kata Dewi lebih kepada kebiasaan, bukan kebutuhan si kecil. Cara terbaik yang bisa dilakukan ibu adalah membuat kebiasaan baru sebelum tidur.
Anak perlu beradaptasi dengan ritual baru tersebut. Anak-anak berusia 2,6 tahun, kata Dewi sudah bisa dikomunikasikan tentang berhenti menyusu.
"Rengekan atau tangisan pasti ada, namun ibu bisa menyamankan mereka dengan cara lain," kata Dewi.
Selama rengekan atau tangisan itu masih dalam batas wajar, maka tidak masalah. Ibu hanya perlu terus memberikan dukungan pada buah hatinya.