REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Indonesia berhasil meningkatkan peringkat daya saing pariwisata ke rangking 50 dari 141 negara dunia dari posisi 70 di tahun 2014. Indonesia unggul dalam hal price competitiveness, prioritization of travel and tourism serta natural resources.
Sedangkan yang masih menjadi kelemahan adalah tourism services infrastructure, health and hygiene dan yang terakhir enviromental sustainability.
"Dari tiga faktor tersebut, yang paling rendah adalah enviromental sustainability," ujar Menteri Pariwisata Arief Yahya saat memberikan penghargaan "Green Hotel Award 2015", Senin (5/10) malam di Gedung Sapta Pesona, Jakarta.
Karena itu Menpar mendorong pelaku industri menjadikan konsep hijau atau keberlangsungan lingkungan (enviromental sustainability) dalam kegiatan operasional. Terlebih konsep ramah lingkungan sudah menjadi branding serta strategi dalam memenangkan persaingan bisnis.
Salah satu cara yang dilakukan Kemenpar yakni melalui "Green Hotel Award 2015" sebagai bentuk apresiasi dan dukungan kepada para pengusaha dan pengelola hotel yang menerapkan prinsip ramah lingkungan dalam rangka meningkatkan daya saing industri pariwisata Indonesia.
Dengan menjalankan pola ramah lingkungan, keberadaan alam yang merupakan daya tarik wisata di Indonesia dapat terus terjaga.
Dengan pola ramah lingkungan, tidak hanya pelaku industri, masyarakat yang berada di sekitar juga akan terbawa dengan keseharian yang ramah lingkungan.
Menpar juga optimistis kedepannya konsep Green Hotel paling diminati wisatawan.