REPUBLIKA.CO.ID, Keberhasilan proses menyusui, demikian juga penyapihan anak melibatkan tiga pihak, yaitu ibu, anak, dan ayah. Kesiapan penyapihan dari ketiga pihak ini sangat membantu anak menjalani prosesnya tetap bahagia dan menyenangkan.
Psikolog anak, Dewi Kumalasari mengatakan orang tua berperan menyiapkan si kecil untuk siap disapih, meskipun ada yang beranggapan bahwa anak akan menyapih dirinya sendiri.
Peran orang tua sangat membantu anak mencapai kesiapan penyapihan. Ada setidaknya tiga tips sukses menyapih anak dengan cinta.
Kesiapan ibu
Menyusui itu kegiatan sangat membahagiakan bagi kebanyakan ibu. Oleh karenanya, penyapihan memiliki tantangan yang besar bagi ibu sebab membutuhkan waktu, kesabaran, energi, dan kemampuan untuk mengantisipasi permintaan menyusu dari si kecil. Contohnya, selama ini cara paling ampuh menghentikan kerewelan si kecil adalah dengan menyusuinya, namun dikala menyapih, ibu perlu menyiapkan cara lain. Anak-anak harus tetap merasa nyaman meski mereka sedang dalam proses disapih.
Kesiapan anak
Jika penyapihan terlalu cepat untuk si kecil, sebaiknya orang tua memperlambat proses penyapihan atau bahkan memundurkan prosesnya. Jika si kecil sangat kesulitan selama penyapihan, maka bisa jadi saat tersebut bukanlah saat yang tepat.
"Dengan menunggu sedikit lebih lama, si kecil akan lebih siap dan prosesnya berjalan lebih mudah," kata Dewi, belum lama ini.
Ada tujuh ciri anak siap disapih. Pertama, usia mereka setidaknya sudah setahun. Kedua, anak sudah makan berbagai macam makanan. Ketiga, anak merasa nyaman dan aman berhubungan dengan ibu. Keempat, mulai menerima berbagai cara yang membuatnya nyaman. Kelima, anak dapat menerima alasan untuk tidak menyusu pada waktu atau tempat tertentu. Keenam, anak dapat tertidur atau tidur kembali tanpa menyusu. Ketujuh, anak hanya menunjukkan sedikit kecemasan ketika diminta untuk tidak menyusu.
Kesiapan ayah
Peran ayah dalam memberikan dukungan sangat besar dalam proses penyapihan. Menyusui biasanya menjadi ritual anak sebelum tidur atau saat terbangun di malam hari. Nah, peran ayah berada pada waktu-waktu krusial tersebut, misalnya saat anak akan tidur, ayah yang membacakan buku untuknya atau saat si kecil terjaga di malam hari,ayah yang kembali menidurkannya. Ayah juga berperan dalam memberikan penguatan bagi ibu dan anak, misalnya dengan memberikan pujian.