REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ada pemandangan berbeda di terminal kedatangan luar negeri bandara Internasional Soekarno-Hatta, Ahad (27/9) siang kemarin. Sejumlah penumpang pesawat internasional, khususnya para wisatawan mancanegara mendapat sambutan hangat dari jajaran Kementerian Pariwisata. Turut hadir Putri Pariwisata 2014 dan Miss Earth Indonesia 2014.
Para wisatawan mendapat sematan pin, kalungan kain tenun Ende serta cenderamata khas Indonesia. Mereka yang baru saja mendarat, sebagian besar melanjutkan perjalanan ke sejumlah daerah wisata di Indonesia, tampak terkejut dengan sambutan ini.
Jeffrey Sun, salah seorang wisatawan asal Cina begitu antusias mendapat sambutan ini. Ia yang baru kali pertama ke Indonesia dan hendak berlibur ke Bali, kagum dengan keramahan masyarakat Indonesia.
"Bali sangat terkenal di Cina. Itu alasan saya ke Bali. Saya jadi tidak sabar ingin berkeliling dan melihat budaya yang unik," ujar Sun.
Syamsul Lussa, Staf Ahli Kemaritimian Kementerian Pariwisata mengatakan, penyambutan tersebut dalam rangka Hari Pariwisata Dunia yang jatuh setiap tanggal 27 September.
Selain itu juga, kegiatan ini menunjukkan Indonesia siap menyambut kehadiran wisatawan mancanegara, khsususnya dari negara-negara yang mendapat kebijakan bebas visa.
"Ini simbolik (penyambutan) dari negara yang kita berikan fasilitas bebas visa. Juga bagian dari usaha kita meningkatkan kunjungan wisatawan asing ke Indonesia," kata Syamsul.
Sementara Menteri Pariwisata (Menpar) Arief Yahya mengatakan, pada peringatan Hari Pariwisata Dunia kali ini pihaknya mendepankan tema peringatan “Satu Miliar Turis, Satu Miliar Peluang”. Hal tersebut semakin meyakinkan bahwa pariwisata mempunyai peran penting dalam pembangunan perekonomian nasional.
“Sektor pariwisata adalah penggerak perekonomian nasional, ditandai posisi pariwisata sebagai penghasil devisa negara saat ini berada di urutan ke-5. Namun ke depan, posisi ini akan terus meningkat menggantikan sektor lain seperti; minyak dan gas, batu bara, karet, serta tekstil yang memiliki karakter non-renewable,” kata Arief Yahya.