REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Musibah kabut asap di Riau dan beberapa daerah lain di Pulau Sumatera serta Kalimantan sudah menjadi agenda tahunan yang menyebar bahkan ke negara tetangga seperti Malaysia dan Singapura.
Kabut asap di Pekanbaru, Riau, menjadi salah satu daerah yang paling tinggi tingkat kepekatannya. Bahkan sudah mencapai status berbahaya.
Maskapai "flag carrier" Garuda Indonesia mengalami dampak akibat kabut asap ini. Dikabarkan hampir 400 penerbangan mengalami penundaan. Namun hal ini tidak membuat Garuda Indonesia menghentikan sementara waktu penerbangan ke Riau.
"Asap biasanya pagi atau malam, jadi bisa saja kita menjadwalkan penerbangan pada siang hari," ujar Handayani selaku Direktur Niaga Garuda Indonesia di Grand Indonesia belum lama ini.
Tapi pihak Garuda Indonesia tetap mengantisipasi masalah ini, dan memprioritaskan keselamatan masyarakat. Dikatakan oleh dia, musibah ini belum tahu kapan akan selesai. Garuda Indonesia selalu mengantisipasi demi keselamatan penumpang.
"Kita lihat apakah jarak pandang untuk penerbangan memenuhi standar persyaratan terbang Garuda Indonesia yang baik atau tidak. Kalau iya, kita akan melakukan penerbangan, dan kalau tidak akan ditunda. Walaupun sejujurnya ini cukup merugikan," tambahnya.