REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Hotel berbitang lima, Tentrem Yogyakarta menarik kuliner usaha mikro kecil menengah (UMKM) masuk ke restorannya, Kayumanis Coffee Shop.
Ada lima kuliner yang diajak yaitu Dawet Ireng Purworejo, Bubur Madura, Kupat Tahu Magelang, Mie Koclok dan Nasi Lengko Cirebon.
"Menu-menu khas Indonesia ini sebagai variasi untuk sarapan pagi," kata Nike Aristya, Associate Director of Sales Hotel Tentrem Yogyakarta kepada wartawan, Selasa (22/9).
Dijelaskan Nike, Nasi Lengko dan Mie Koclok merupakan kuliner khas Cirebon, Jawa Barat. Nasi Lengko Pagongan merupakan kuliner khas Cirebon yang bisa dikatakan paling sehat karena berisi bahan-bahan nabati seperti tempe goreng, tahu goreng, tauge, mentimun, kucai, bawang goreng, bumbu kacang dan kecap.
Mie Koclok, kata Nike, kependekan dari Mie Khasnya Orang Cirebon yang Lebih OKey. Mie ini merupakan mie basah yang disiram dengan seduhan kaldu ayam dan adonan tepung maizena, garam, merica, dan santan kental. Di atasnya dilengkapi dengan irisan daun bawang, irisan kol, tauge, irisan telur rebus, taburan bawang goreng, dan suwiran ayam goreng.
Sedang minumannya, menyajikan Dawet Ireng yang berasal dari Butuh, Purworejo, Jawa Tengah. Dawet ini memiliki khasiat bisa meredakan panas dalam dan memperlancar pencernakan. Warna hitam diperoleh dari merang atau sekam yang dibakar sampai gosong dan diambil airnya.
"Dawet ini aman dikonsumsi karena dibuat dari santan non kolesterol," kata Nike.
Menurut Irwan Hidayat, Direktur Utama PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul yang juga pemilik Hotel Tentrem, kuliner kaki lima ini sengaja dihadirkan di restoran hotelnya, Kayumanis Coffee Shop. Ia berharap terobosan ini bisa mengangkat potensi UMKM, khususnya pedangang kaki lima dan angkringan masuk hotel bintang lima.
Para pedagang kaki lima, kata Irwan, mendapat bimbingan dari chef hotel dalam hal menjaga rasa, kebersihan dan kesehatan terjamin. Sehingga makanan kaki lima, tampilan hotel bintang lima. Selain itu, keuntungan yang diperoleh lebih banyak dibandingkan di tempat mereka mangkal.