Jumat 18 Sep 2015 07:00 WIB

Ini Dampak Negatif Jajanan Anak yang tidak Sehat

Rep: Desy Susilawati/ Red: Indira Rezkisari
Hingga 44 persen jajanan anak di sekolah mengandung bahan yang kurang sehat bagi anak.
Foto: Saiful Bahri/Antara
Hingga 44 persen jajanan anak di sekolah mengandung bahan yang kurang sehat bagi anak.

REPUBLIKA.CO.ID, Badan Pengawas Obat dan makanan (BPOM) RI masih menemukan pangan jajanan anak sekolah yang tidak sehat. Entah karena adanya cemaran mikroba, cemaran kimia, penyalahgunaan bahan berbahaya juga penggunaan bahan tambahan pangan yang  melebihi batas maksimal yang diizinkan.

Jika terus mengonsumsi jajanan yang tidak sehat ini tentu akan berdampak negatif pada kesehatan anak-anak kita. Apa saja dampaknya?

Ketua Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI Jaya), Dr dr Rini Sekartini, SpA (K), mengungkapkan proses tumbuh kembang anak dipengaruhi oleh nutrisi dan stimulasi. Asupan nutrisi yang berkualitas harus memenuhi kaidah gizi seimbang, baik karbohidrat, protein, lemak, vitamin mineral dan juga air. Nutrisi tersebut dapat dipenuhi melalui makanan utama dan makanan selingan termasuk jajanan.

Oleh karena itu, lanjutnya, jajanan sekolah sebagai makanan selingan penting menjadi perhatian bersama. Hal yang penting diperhatikan dalam pemilihan jajanan anak adalah kandungan nutrisi, jumlah kalori, higienitas serta kandungan bahan tambahan pangan (BTP).

Rini menjelaskan penggunaan Kandungan BTP atau food additive seperti pewarna sintesis, pengawet berlebih, yang melewati batas yang sudah di uji atau diperbolehkan BPOM dan bahan tambahan bukan untuk pangan seperti boraks, formalin dan pewarna tekstil bila dikonsumsi akan memiliki efek samping yang bersifat individual atau berbeda-beda pada setiap orang.

“BTP yang melewati batas uji memungkinkan timbulnya masalah kesehatan, seperti reaksi alergi pada kulit maupun saluran nafas sehingga berbahaya bagi penderita asma. Selain itu karena melewati saluran cerna maka dapat menyebabkan perlukaan pada lambung ataupun gejala lain seperti migrain, kelelahan, kesulitan tidur, mual dan muntah, tidak nafsu makan, diare serta dampak jangka panjang yang dapat merusak fungsi hati,” ungkapnya dalam Seminar Media Cermati Kandungan Nutrisi Jajanan Anak, di Jakarta, Kamis (17/9).

Sebenarnya dampak kesehatannya akan terlihat saat anak sudah dewasa atau dewasa muda. Bisa menyebabkan karsinogenik tapi perlu penelitian lebih lanjut. Oleh karena itu masyarakat diharapkan agar mencermati kandungan nutrisi dalam jajanan anak selain juga kadar higienitas jajanan tersebut.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement