REPUBLIKA.CO.ID, Survei nasional yang dilakukan Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) 2015 yang menjadikan keluarga sebagai unit analisis (responden terdiri diri ayah, ibu, anak yang tinggal dalam satu rumah) juga menemukan bahwa orang tua masih mengedepankan perkembangan akademis semata.
"Padahal kebutuhan tumbuh kembang anak bukanlah kognisi semata," ujar Komisioner Bidang Pengasuhan yang juga menjabat sebagai Ketua Divisi Telaah dan Kajian KPAI, Rita Pranawati, dalam surat elektronik yang diterima Republika.co.id, Kamis (17/9).
Survei Nasional yang melibatkan 800 responden keluarga ini juga menemukan fakta bahwa urusan anak yang menyangkut tumbuh kembangnya seperti pengembangan hobi, pertemanan, hobi masih menjadi pertanyaan kelas dua yang disampaikan orang tua kepada anak. "Padahal urusan non akademis inilah yang merupakan dinamika tumbuh kembang anak yang perlu penyikapan dari orang tua secara menyeluruh," ungkapnya.
Ketika ditanyakan kepada anak (usia responden anak 10 sampai 18 tahun) tentang pertanyaan saat pulang sekolah, pertanyaan tertutup dan yang membutuhkan jawaban satu kata lebih dominan diberikan oleh orang tua, misalnya sudah makan apa belum, dapat nilai berapa, ada PR tidak. Sedangkan pertanyaan yang memancing anak bercerita seperti soal teman, pelajaran, masih menjadi prioritas kedua.
"Padahal pancingan bercerita akan menumbuhkan kebiasaan anak bercerita, sehingga jika ada masalah dengan anak dapat terdeteksi secara dini dan disikapi secara cepat," ujarnya.