REPUBLIKA.CO.ID, MATARAM -- Bank Indonesia Perwakilan Nusa Tenggara Barat menghimbau agar seluruh wisatawan mancanegara menggunakan rupiah setiap kali bertransaksi.
Termasuk, pelaku usaha pun harus mendorong transaksi menggunakan rupiah sebagai bentuk penguatan nilai rupiah.
“Kita sudah berbicara dengan beberapa pihak mendorong agar menggunakan rupiah. Saya belum ada angka persentasenya namun, jika belum sepenuhnya dilakukan maka harus diupayakan menggunakan rupiah,” ujar Kepala BI Perwakilan NTB, Prijono kepada wartawan di Kota Mataram, Selasa (15/9).
Ia menuturkan, terus melakukan sosialisasi kepada seluruh instansi yang ada termasuk pelaku usaha agar setiap kali wisatawan bertransaksi harus menggunakan rupiah. Tidak hanya itu, dirinya mendorong pada destinasi wisata dan perdagangan agar menggunakan rupiah. Oleh karena itu, sinergi antara pemerintah daerah perlu dilakukan.
Prijono menambahkan berdasarkan riset 2014 kemarin. Ketertarikan wisatawan yang berkunjung ke NTB dikarenakan faktor keindahan alam yang mencapai 60 persen lebih. Sementara, budaya sebesar 20 persen yang membuat wisatawan berkunjung dan sisanya faktor lain.
Menurutnya, hasil riset itu menjadi modal dan pendorong bagi pemerintah untuk meningkatkan kualitas infrastruktur sehingga bisa menghasilkan nilai yang positif. “Riset minat pariwisata tahun 2014. Hasilnya ketertarikan orang mengunjungi NTB adalah keindahan alam sekitar 60 persen dan budaya diatas 20 persen total keindahan dan budaya 80 persen sisanya lain-lain,” katanya.
Gubernur NTB, TGH M Zainul Majdi mengatakan komitmen menciptakan masyarakat nontunai harus bisa diwujudkan. Salah satu yang bisa dilakukan saat ini adalah transaksi di institusi pemerintahan tidak boleh menggunakan uang chas akan tetapi melalui rekening semisal gaji dan proyek. Itu dilakukan sebagai wujud meminimalisasi peluang kebocoran.
Menurutnya, penggunaan transaksi nontunai via rekening akan memudahkan untuk pelacakan jika terjadi potensi kebocoran. Lebih jauh dari itu, menciptakan masyarakat nontunai akan berkontribusi kepada pemerintahan yang bagus.
Tidak hanya itu, dirinya menambahkan transaksi yang dilakukan pun harus menggunakan rupiah sebagai bentuk penguatan terhadap nilai rupiah. Termasuk bagi wisatawan yang berkunjung ke NTB baik mancanegara atau lokal.
"Di NTB itu banyak wisatawan, semisal di Gili yang perlu dipastikan transaksi jual beli dengan rupiah. Tidak boleh transaksi dengan mata uang asing," katanya.