Selasa 15 Sep 2015 15:36 WIB

Desa Peninggalan Reklamasi Ini Disulap Jadi Wisata Alam

Rep: MGROL50/ Red: Winda Destiana Putri
Houtou Wan Cina
Foto: Odditycentral
Houtou Wan Cina

REPUBLIKA.CO.ID, Tidak membutuhkan waktu lama untuk alam menguasai suatu wilayah, kalau kita membiarkan hal itu terjadi, alam perlahan akan melenyapkan semua tanda pendudukan manusia.

Kasus inilah yang terjadi di desa Cina peninggalan Houtou Wan, dalam rentang waktu 50 tahun, desa ini telah menjadi sebuah taman rahasia yang seperti disulap menjadi benar-benar indah dan tertutup vegetasi yang rimbun. 

Desa Houtou Wan terletak di salah satu 394 kepulauan sungai shengsi yangtze Cina. Desa ini digunakan untuk perkembangan nelayan kota beberapa dekade yang lalu, tetapi secara bertahap ditinggalkan karena kapal penangkap ikan outgrew berkurang. Teluk lenyap dan akhirnya penduduk dipaksa untuk pindah dalam setengah abad terakhir dan berbubah menjadi Desa Cina yang menakjubkan.

Hari ini, rerumputan hijau tebal membaluti banyak bangunan di Houtou. Desa ini telah berubah menjadi sebuah wilayah yang subur, dengan vegetasi hijau lebat, yang menarik manusia kembali mendatangi wilayah ini bukan sebagai penduduk yang ingin menetap, tapi wisatawan. Ratusan masyarakat sekarang datang ke Houtow Wan setiap hari, untuk mengagumi pemandangan unik bangunan rumah yang terselip di bawah selimut dari dedaunan.

Meskipun kondisi wilayahnya sudah seperti ini, seorang warga paru baya telah memilih untuk tinggal di belakang Houtou, dan menghabiskan sisa hidup mereka dalam suasana tenang. Sun Ayue (59 thn) seorang mantan nelayan, yang tinggal sendirian di sebuah rumah berlumut tanpa listrik atau air.

Beberapa warga paruh baya lainnya seperti Xu Yueding dan istrinya Tang Yaxue, yang meninggalkan desa lebih dari 20 tahun yang lalu, masih sering mengunjungi rumah lama mereka. Mereka datang untuk menyambut wisatawan dan menjual minuman, yang merupakan satu-satunya yang anda dapat beli di desa ini.

   

Seberapa tertarik Kamu untuk membeli mobil listrik?

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement