REPUBLIKA.CO.ID, MAGELANG -- Sejumlah pemuda dari Jepang, Jerman, Prancis, Korea Selatan, dan Indonesia yang tergabung dalam Summer Work Camp, Sabtu (5/9), mengajak para wisatawan di Candi Borobudur untuk melestarikan candi Buddha terbesar di dunia tersebut.
Sejumlah pemuda yang berada di jalan masuk Candi Borobudur itu memberitahu para wisatawan untuk benar-benar sopan dan santun dalam menikmati keindahan objek wisata peninggalan wangsa Syailendra tersebut.
Mereka berpakaian unik dengan mengenakan baju tradisional Jawa dan juga ada beberapa yang mengenakan baju Korea tersebut menyapa dan memberi pengarahan pada pengunjung untuk berperilaku santun selama menaiki candi.
Mereka membawa sejumlah poster, antara lain bertuliskan "No Littering", "Do Not Spit/No Lean", "Do Not Sit", "No Writing", dan "No Drawing". Mereka juga mengajak para wisatawan untuk berusaha tidak membuang sampah, meludah sembarangan, menduduki batu di candi peninggalan dinasti Syailendra.
Tristan, warga negara Prancis yang rela berdandan dengan pakaian tradisional Jawa tampak antusias memberi pengarahan pada pengunjung. Dengan bahasa Inggris yang sedikit kaku, dia berupaya untuk meyakinkan pengunjung bahwa merawat candi dan berperilaku santun selama berada di Candi Borobudur merupakan hal yang penting.
"Rasanya sedikit aneh mengenakan pakaian seperti ini. Kemudian melakukan atraksi kesenian dan mengkampanyekan pelestarian candi. Tetapi saya sangat menikmatinya," katanya.
Kenta Ueda (22), warga Jepang mengaku senang menjadi relawan yang mengkampanyekan sebuah peninggalan cagar budaya.
"Saya juga berupaya mengkampanyekan pelestarian cagar budaya degan menyanyikan lagu yang saya lafalkan dengan bahasa Jepang," katanya.
Camp Leader Summer Work Camp, Absari Hanifah mengatakan ada delapan orang yang terlibat dalam kegiatan kampanye ini yang berasal dari lima negara. "Kegiatan ini ditujukan untuk kampanye pelestarian candi dan juga pameran kesenian dari lima negara. Kami ajak pengunjung agar jangan membuang sampah sembarangan. Kami juga membersihkan Candi Borobudur," katanya.
Menurut dia kegiatan tersebut dilakukan sejak sejak 27 Agustus hingga 9 September 2015. Para relawan tinggal di rumah penduduk lokal candi Borobudur. Guna mengkampanyekan hal-hal tersebut, pihaknya juga menggandeng Young Guardian Club.
Summer Work Camp juga berkonsentrasi di berbagai isu seperti prostitusi, penyelamatan tanaman mangrove, hingga pelestarian cagar budaya.