REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepala Suku Dinas Pariwisata Kepulauan Seribu Irfal Guci menyebut transportasi masih menjadi kendala kunjungan wisatawan asing ke Kepulauan Seribu. Hal ini berakibat kunjungan wisatawan mancanegara hanya berkisar 22 ribu dalam satu tahun.
Seperti diketahui selama ini untuk menyebrang ke Kepulauan Seribu, wisatawan dapat menaiki kapal sederhana yang juga mengangkut barang dagangan penduduk setempat.
Kapal ini dinilainya untuk wisatawan lokal masih cukup nyaman. Namun untuk wisatawan asing masih butuh banyak perbaikan. Seperti lamanya waktu tempuh dan kondisi kapal yang seadanya di mana penumpang bisa duduk menggeletak di mana saja.
"Sebenarnya untuk transportasi menggunakan kapal umum seperti sekarang ini bagi wisatawan lokal sudah cukup nyaman. Tapi sepertinya untuk wisatawan asing masih kirang nyaman," kata Irfal saat dihubungi Republika, Senin (31/8).
Ia menyebut peningkatan sarana transportasi memang tengah gencar diprioritaskan Pemprov DKI. Salah satunya seperti rencana pengadaan kapal seperti model Transjakarta yang bisa terus berkeliling seputar Kepulauan Seribu.
Tambah dia, kapal ini memang tengah direncanakan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama. Kapal itu nantinya akan memberlakukan sistem rupiah per mil (Rp/mil) dalam pengoperasiannya.
"Perbaikan sarana prasarana tentu menjadi prioritas yang dilakukan secara perlahan-lahan. Pak Ahok sudah merencanakan kapal Transjakarta yang akan disewa per mil. Ini bisa menarik wisatawan asing juga," jelasnya.
Namun ia mengusulkan agar tiket yang diberlakukan untuk wisatawan tidak terlalu murah nantinya. Sebab murahnya tiket dapat berakibat membludaknya kunjungan wisatawan. Hal ini bisa berdampak rusaknya sumber daya alam akibat kebanyakan kunjungan wisatawan.