REPUBLIKA.CO.ID, GUNUNGKIDUL -- Hal terpenting yang harus ada di objek wisata alam adalah ketersediaan homestay atau hunian.
Untuk memudahkan wisatawan bermalam, situs Gunung Api Purba yang ada di desa Nglanggeran ini pun kini sudah dilengkapi dengan homestay.
Tak tanggung-tanggung homestay yang disediakan pun sudah bergaya internasional. Hal ini seperti yang dikatakan oleh Kepala Dinas Pariwisata Daerah Istimewa Yogyakarta Aris Riyanto sebanyak 80 homestay sudah siap menampung wisatawan yang akan pelesiran disini.
"Sudah ada 80 homestay dengan kloset standar internasional. Ini untuk memfasilitasi wisatawan asing yang ada di kawasan Gunung Api Purba," kata dia belum lama ini kepada ROL.
Bahkan masyarakat di sekitar sini, diakui oleh Aris telah diadakan kursus bahasa Inggris agar bisa berkomunikasi dengan para wisatawan asing tersebut.
"Semakin mempersiapkan diri sebagai kawasan desa wisata yang ramah bagi siapa saja," kaya Aris menambahkan.
Ditambahkan oleh Ketua Kelompok Sadar Wisata (pokdarwis) Kawasan Ekowisata Gunung Api Purba Nglanggeran Mursidi tarif homestay disini pun terbilang cukup murah.
"Hanya membayar Rp 120 ribu per orang, wisatawan sudah mendapatkan tiket masuk dan makan sebanyak 3 kali dalam semalam. Tentu makanannya ala desa masyarakat sini, sederhana saja," kata dia menambahkan.
Homestay yang ada di kawasan desa wisata ini merupakan binaan Kelompok Sadar Wisata desa Nglanggeran bersama dengan masyarakat sekitar. Hal ini bertujuan untuk memperbaiki perekonomian masyarakat di kawasan objek wisata. Tidak hanya menguntungkan satu pihak saja, namun masyarakat pun ikut merasakan manfaat desa mereka dikunjungi banyak wisatawan baik asing maupun domestik.
Selain itu di kawasan ini terdapat objek wisata lain seperti arca tanpa kepala yang terletak di puncak gunung api, sumber mata air comberan yang tidak pernah mengalami kekeringan di puncak gunung berapi ini, kemudian ada embung kebun buah yang terletak di pinggang gunung api purba ini, lalu ada air terjun njurug talang purba dan kedung kandang.