Selasa 25 Aug 2015 12:09 WIB

Ini Alasan Satai Afrika Haji Ismail Dipadukan dengan Pisang Goreng

Sate Afrika Haji Ismail buka cabang di Yogyakarta
Foto: ist
Sate Afrika Haji Ismail buka cabang di Yogyakarta

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sukses menebarkan 'virus' Satai Afrika di Jakarta, makanan yang dihadirkan H Ismail Coulibaly di kawasan Tanah Abang itu kini juga hadir di Yogyakarta. Tepatnya di Jalan Raya Tajem, Stan Maguwoharjo, Sleman.

Anas Syahrul Alimi, pria yang membawa makanan tersebut ke Yogyakarta mengatakan, meski menyajikan makanan khas Afrika, dirinya tetap memadukan unsur jawa. Namun bukan dalam makanan, melainkan konsep penataan atau tata ruang rumah makan yang baru dibukanya itu.

Dekorasi warung yang njawani dengan desain rumah Joglo, meja dan kursi kayu tempo dulu, dan aksesoris Jawa menunjukkan akulturasi kebudayaan yang dilakukan Anas.

Tidak hanya itu, Anas selaku pemilik juga tidak diskriminasi pada pengunjung yang ingin menggunakan toilet. Empat toilet yang disediakan di Warung Afrika bertipe duduk dan jongkok. Persiapan matang hingga memikirkan hal sekecil itulah yang membuat Haji Ismail tak berpikir panjang ketika Anas sowan ke tempatnya.

“Waktu Pak Anas kemarin ke Jakarta lalu bilang mau buka satai Afrika di Jogja dengan konsep seperti ini, saya langsung membolehkan. Hanya ada dua di Indonesia warung Satai Afrika, di Jogja punya Pak Anas dan di Tanah Abang Jakarta. Selain itu, bukan Satai Afrika asli,” ungkap H.Ismail.

Harga untuk satu porsi satai Afrika sangat terjangkau. Hanya Rp 35 ribu, satai afrika yang enak itu sudah bisa kamu cicipi.

Tentang mengapa satai dihidangkan dengan pisang goreng, H Ismail menceritakan hal tersebut merupakan kebudayaan di daerah asalnya. Di Mali dan banyak negara Afrika lainnya, pisang dan roti adalah makanan wajib. Keduanya harus dihidangkan bersamaan dengan daging atau makanan lainnya.

“Saya enggak mau memisahkan keduanya karena itu kebudayaan makan di Afrika. Kalau enggak ada pisang atau roti, bukan satai Afrika namanya,” tambah H Ismail.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement