Selasa 25 Aug 2015 07:26 WIB

Menpar: Daya Tarik Cheng Ho Bisa Digabung dengan Borobudur

Menteri Pariwisata Arief Yahya (tengah) mengenakan baju kebesaran Kaisar Ming saat meresmikan jalur
Foto: Biro Hukum dan Komunikasi Publik Kementerian Pariwisata
Menteri Pariwisata Arief Yahya (tengah) mengenakan baju kebesaran Kaisar Ming saat meresmikan jalur "Samudera Cheng Ho" dan Perayaan Kedatangan Laksamana Cheng Ho di Klenteng Sam Po Kong, Semarang, Kamis (13/8).

REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG --  Pemerintah telah menetapkan peringatan Kedatangan Laksamana Cheng Ho setiap tahunnya sebagai agenda pariwisata nasional. Ia optimistis destinasi berbasis kultur unggulan Indonesia ini dapat menarik wisatawan, khususnya mancanegara.

"Kita sudah sepakat Joglo Semar (Yogyakarta, Solo dan Semarang) bisa menjadi satu kekuatan dengan ikon utama Borobudur," ujar Menpar saat meresmikan Jalur Samudera Cheng Ho beberapa waktu lalu.

Menurutnya perpaduan dua ikon besar tersebut dapat menjadi magnet besar bagi pariwisata Indonesia. Khususnya wisatawan asal Tiongkok yang potensinya masih sangat besar.

"Kita beruntung punya Borobudur dan Cheng Ho. Untuk pasar RRT sangat perfect, double destinasi besar," kata dia.

Ia membandingkan dengan Angkor Wat di Kamboja yang usianya tidak lebih tua dan lebih indah dari Borobudur. Namun destinasi itu bisa meraih wisman sebesar 2,4 juta orang.

"Borobudur masih 250 ribu, kalau kita bisa dapat 2 juta (wisman) saja, maka Jateng dan Yogya bisa create 2 miliar dolar AS atau sekitar 26 triliun rupiah," ujar Menpar.

Untuk itu ia menargetkan dalam tiga tahun perpaduan antara Yogyakarta dengan Borobudur dan Semarang dengan Laksamana Cheng Ho dapat menarik wisatawan lebih besar.

"Tidak ada alasan untuk tidak membuat (wisman) Jateng 2 juta," kata dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement