Senin 24 Aug 2015 07:48 WIB

Festival Gerobak Sapi Ramaikan Jalan Kaliurang

Rep: C97/ Red: Indira Rezkisari
Festival Gerobak Sapi sudah delapan kali digelar di Sleman, Yogyakarta.
Foto: Antara
Festival Gerobak Sapi sudah delapan kali digelar di Sleman, Yogyakarta.

REPUBLIKA.CO.ID, Ratusan gerobak sapi berderet di sepanjang Jalan Kaliurang. Suara lonceng yang menggantung di leher hewan berkaki empat itu cukup menarik perhatian. Banyak orang yang akhirnya mengantri di pinggir jalan untuk melihat gerak kendali para bajingan. Begitulah para sopir gerobak sapi disebut.

Selama satu setengah jam gerobak sapi mengelilingi Desa Sardonoharjo dan Harjobinangun, Kecamatan Ngaklik. Setidaknya jalur 10 km telah mereka tempuh dalam festival gerobak sapi tahunan ini. Ketua Panitia Festival Gerobak Sapi, Budi Priono menuturkan, para peserta kegiatan Agustusan ini berasal dari Sleman, Bantul, dan Klaten. 

"Acara ini memang rutin kami gelar setiap Agustus. Ini sudah yang kedelapan kalinya," ujar Budi saat ditemui di tempat pusat kegiatan, Lapangan Candi Ngaklik, Ahad (23/8). Menurutnya ada lebih dari 120 gerobak yang ikut dalam agenda milik paguyuban gerobak sapi ini. Rata-rata satu gerobak ditarik oleh dua sapi.

Budi mengemukakan, selain untuk memperingati kemerdekaan, acara tersebut diadakan untuk mempererat silaturahim di antara para bajingan. Juga sebagai ajang pengenalan bagi masyarakat bahwa sapi memiliki fungsi lain sebagai hewan angkut. Hal ini tentunya merupakan bagian dari kebudayaan yang harus dilestarikan. 

"Jadi selain untuk dimakan, sapi punya peranan kesenian," kata Budi. Kekayaan lokal ini tentunya harus dikenalkan pada anak-anak yang sudah jarang melihat gerobak sapi. Meskipun saat ini sapi sangat mahal, satu ekornya mencapai harga Rp 50 sampai Rp 70 juta.

Di Sleman sendiri ada tiga paguyuban gerobak sapi. Antara lain, Pangerso Andini Karyo, Majarti Roso Manunggal, dan Manunggal Roso. Masing-masing kelompok paguyuban terdiri dari 60 bajingan. Budi mengatakan, kebutuhan gerobak sapi untuk keperluan pariwisata di Sleman cukup tinggi. "Setiap bulan pasti ada saja yang menyewa gerobak sapi. Dalam satu kegiatan biasanya ada 20 gerobak yang disewa," paparnya.

Gerobak sendiri biasa disewa untuk acara-acara reuni perguruan tinggi, kegiatan desa wisata, atau kegiatan kebudayaan lainnya. Adapun sapi yang digunakan adalah sapi putih peranakan lokal. Festival ini juga dimeriahkan dengan lomba menggiring roda gerobak sapi di Lapangan Candi Ngaglik. Pesertanya adalah para bajingan dan masyarakat umum. "Dipilih lomba ini supaya masyarakat tahu bagaimana beratnya roda gerobak sapi," ucap Budi.

Penonton festival pun turut terhibur. Seperti Angga Purnama (26), ia mengakui acara semacam ini sangat menyengangkan untuk ditonton. Selain karena sudah jarang, kegiatannya memang unik. "Ya bagus acaranya. Kita bisa tahu ternyata ada angkutan tradisional seperti ini," tutur pengunjung asal Klaten itu.

Acara Festival kemudian dilanjutkan dengan pengundian doorprize bagi para peserta. Hadiah yang diberikan pun cukup unik, seperti domba, merpati, dan bibit jahe. Namun yang paling menarik adalah doorprize utama berupa satu ekor sapi. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement