REPUBLIKA.CO.ID, Populasi penduduk yang besar, ditambah jumlah kelas menengah yang meningkat tajam. Itulah potret Indonesia.
Indonesia pun menjadi pasar yang potensial lagi memikat bagi pebisnis kuliner. Namun, yang dapat bertahan dalam bisnis ini ialah mereka yang memiliki keunggulan. Tingginya persaingan bisnis kuliner memaksa para pelaku bisnis untuk giat berinovasi mulai dari bentuk atau tampilan, cara penyajian, kreasi pembuatannya.
Inovasi produk adalah salah satu kunci untuk memiliki kesempatan dan peluang besar untuk menjangkau pangsa pasar yang lebih kuat dan besar, serta menjawab kebutuhan konsumen yang semakin spesifik dan bervariasi.
Untuk terus bisa melakukan inovasi produk, pelaku bisnis kuliner harus mendengar dan melihat. Banyak mendengar masukan dari pelanggan, rekan kerja, maupun anak buah sendiri. “Kalau sarannya bagus kenapa tidak?,” ujar Advisory Chef Fonterra Foodservices, Yus Andriana, dalam acara diskusi media bertajuk “Berbagi Kisah Manis Kesuksesan Bisnis Cake Bersama Fonterra Foodservices” di Grand Indonesia, Jakarta, beberapa waktu lalu.
Selain banyak mendengar, pelaku bisnis kuliner juga harus banyak melihat. Ketika bepergian kemanapun dan tempat apapun mata pelaku bisnis matanya harus jelalatan. Jeli melihat apa yang sedang tren. Misalnya daerah tertentu sedang tren makanan tertentu. “Ini bisa dijadikan ide,” ujarnya. “Misalnya seperti martabak red velvet dari Holland Martabak di Surabaya.”