REPUBLIKA.CO.ID, BATURAJA -- Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan memprogramkan pembangunan Museum Purbakala di Sumatera Selatan. Direktur Jenderal Kebudayan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Prof Kacung Marijan melakukan peletakan batu pertama pembangunan museum di Desa Desa Padang Bindu, Kecamatan Semidang Aji, Kabupaten Ogan Komering Ulu, Sumatera Selatan.
Menurut Kacung, tidak semua daerah di Indonesia memiliki peninggalan sejarah seperti di Desa Padang Bindu.
"Manusia di sini sudah ada sejak 4.000 tahun lalu, bahkan mereka (manusia purba-red) dari daerah ini tersebar ke kawasan Asia Pasifik. Mereka ini juga merupakan cikal-bakal lahirnya Bangsa Indonesia," ungkapnya.
Menurut dia, di Indonesia baru ada dua museum manusia purbakala, yakni Museum Sangiran yang berlokasi di Solo Jawa Tengah, lalu di OKU ini. Sementara di Museum Sangiran terdapat 50 persen lebih kerangka manusia purba, sebagian besar untuk sekian persennya ada di OKU.
"Memang, kawasan purbakala di daerah ini setahu saya berlum masuk sebagai cagar budaya. Tapi ini, akan kita perjuangkan sehingga benar-benar mendapat perhatian khusus dan menjadi kawasan penelitian bukan hanya di Indonesia, melainkan dunia," ujar Kacung.
Mengenai anggaran untuk pembangunan Museum Situs Purbakala Gua Harimau di Desa Padang Bindu tersebut, pemerintah pusat menyiapkan anggaran Rp 30 miliar untuk tiga tahun anggaran.
"Pembangunan tahap pertama di 2015 ini dikucurkan Rp 10 miliar, 2016 juga kembali akan dikucurkan Rp10 miliar. Kemudian, penuntasannya pada 2017. Jadi memang pembangunan ini akan dilakukan tiga tahap," jelasnya sembari berharap untuk peresmiannya kelak dilakukan oleh Presiden Joko Widodo, atau Menteri Pendidikan dan Kebudayaan.
Selain itu, ia juga meminta Pemkab OKU agar situs Purbakala yang ada di Padang Bindu, menjadi muatan lokal di sekolah-sekolah di OKU.
Sementara, Direktur Permuseuman dan Cagar Budaya, Prof Hari Widianto mengatakan, latar belakang pendirian museum di Padang Bindu, karena memang daerah ini luar biasa.
"Kita mempunyai berbagai peninggalan gua yang berusia berkisar 4.000 tahun lalu dan dihuni manusia. Mulai dari Gua Silabe. Di sini ada kerangka manusia dan budayanya, benda-benda dari batu, obsidian yang dipakai menyayat sebagainya, geraba dan logam berusia 2.700 tahun," ucapnya.
Selanjutnya, Gua Putri yakni tiga lantai dan merupakan rumah prasejarah yang sangat bersih dan bagus. Gua ini dihuni 3500 tahun. Uniknya, di bawahnya terdapat aliran air atau sungai kecil di dalamnya ditemukan batu paling tua, sisa-sisa homo erektus manusia yang paling tua.
"Penelitian dari pusat akreologi nasional, Prof Harie Truman, sudah melakukan opservasi yakni di Gua Harimau dan ditemukan 88 kerangka manusia purba. Kerangka ini banyak yang bisa kita pelajari bahkan gigi keropos sudah ada usianya 4.000 tahun. Kerangka-kerangka ini masih diidentifikasi, ras mongoloid dari segi budaya," paparnya.
Bupati OKU, H Kuryana Azis sendiri berharap, pelaksanaan pembangunan museum ini berjalan dengan baik. Ia berharap museum mampu menjadi besar, karena merupakan pendukung pembangunan sektor pariwisata dan lainnya, sehingga perlu didukung oleh semua pihak terutama warga Desa Padang Bindu.