REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG -- Semarang merupakan salah satu kota yang kaya akan kultur budaya. Mulai dari kuliner hingga tradisi masyarakat.
Salah satu tradisi besar yang rutin dilaksakanan masyarakat Semarang, khususnya keturunan Tionghoa adalah perayaan kedatangan Laksamana Cheng Ho. Acara yang berlangsung selama dua hari ini selalu dihadiri ribuan orang.
Melihat potensi yang besar tersebut Kementerian Pariwisata secara resmi menjadikan perayaan kedatangan Laksamana Cheng Ho sebagai salah satu kalender event pariwisata nasional.
"Saya sangat bahagia hari ini kita berkumpul disini untuk memperingati kedatangan Laksamana Cheng Ho yang ke 610 tahun," ujar Menteri Pariwisata Arief Yahya saat menghadiri peringatan '610 Tahun Kedatangan Laksamana Cheng Ho di Semarang', Kamis (13/8), di Klenteng Sam Po Kong, Semarang.
Menpar menjelaskan, Laksamana Cheng Ho dengan armada lautnya memulai perjalanan pada tahun 1405 hingga 1433. Selama kurun waktu itu Cheng Ho melakukan perjalanan selama tujuh kali, yang lima diantaranya singgah di beberapa kota Indonesia. Mulai dari Aceh, Bangka Belitung, Kepulauan Riau, Palembang, Jakarta, Cirebon, Subang, Surabaya, Bali serta Semarang.
"Dari 10 kota itu Semarang menjadi yang terbesar, hal itu terlihat dari ikon bangunan maupun budaya yang ada di sini. Bahkan di Klenteng Sam Po Kong terdapat makam juru mudi yang merupakan orang nomor dua kepercayaan Cheng Ho," ujar Menpar.
Karena itu, lanjut Menpar, acara peringatan kedatangan Laksamana Cheng Ho harus dikemas dengan baik untuk bisa menjaring wisatawan.