REPUBLIKA.CO.ID, DENPASAR -- Kementerian Pariwisata mengupayakan wisata alternatif bagi wisatawan mancanegara (wisman) wilayah-wilayah yang terdampak erupsi Gunung Raung.
Menurutnya, ada beberapa destinasi wisata alternatif yang bisa ditawarkan kepada wisman, contohnya wisman yang tidak bisa mengunjungi Bali.
"Wisman itu hanya butuh kepastian. Jika memang mereka tak bisa terbang ke Bali untuk berwisata misalnya, maka disiapkan rencana B, seperti berwisata ke Lombok, Banyuwangi, atau Surabaya," kata Menteri Pariwisata, Arief Yahya dijumpai di Bandara Internasional Ngurah Rai, Bali, Selasa (4/8).
Selanjutnya, pelaku pariwisata bertugas untuk menyiapkan rencana tersebut, mulai dari akomodasi, seperti mengantarkan wisman ke terminal bus atau pelabuhan terdekat. Mereka bisa ditawarkan untuk berwisata ke Lombok atau Banyuwangi dibandingkan menunggu berhari-hari di Bandara Ngurah Rai karena gagal terbang akibat faktor alam erupsi Gunung Raung di Jawa Timur.
Tak bisa dipungkiri, kunjungan wisman ke Bali menurun sejak Gunung Raung memuntahkan debu vulkanik yang mengganggu lalu lintas penerbangan dari dan ke Bali, juga wilayah sekitarnya, seperti Surabaya, Malang, Banyuwangi, Lombok, dan Kupang. Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Bali, AA Gede Yuniartha Putra sebelumnya mengatakan penutupan Bandara Ngurah Rai menyebabkan puluhan ribu wisatawan terlantar.
"Rata-rata wisatawan yang datang dan pergi melalui Bandara Ngurah Rai sekitar 30-40 ribu orang per hari. Mudah-mudahan faktor alam seperti ini tidak terjadi lagi," kata Yuniartha.
Meski demikian, pemerintah daerah belum menghitung rincian kerugian akibat erupsi Gunung Raung ini terhadap angka kunjungan wisatawan.
Yuniartha mengasumsikan jika satu orang wisman mengeluarkan 150 dolar AS per hari, maka potensi kerugian yang diderita bisa mencapai miliaran rupiah. Erupsi Gunung Raung juga berpengaruh pada penjualan tiket pesawat.
Lebih lanjut, Kementerian Pariwisata bekerja sama dengan pemerintah daerah dan pelaku pariwisata di Bali, seperti Bali Tourism Board (BTB) akan memperluas promosi wisata ke Bali setelah peristiwa Raung ini. Pasar yang disasar kebanyakan di negara-negara Timur Tengah dan Eropa.