Senin 03 Aug 2015 12:31 WIB

Pekan ASI Sedunia Angkat Tema Menyusui dan Bekerja

Rep: Desy Susilawati/ Red: Indira Rezkisari
Seorang pengunjung mal usai menyusui bayinya di ruang menyusui khusus atau mother room di Senayan City, Jakarta, Rabu (16/2). Ruangan khusus menyusui dan mengganti popok ini merupakan salah satu layanan pihak pusat perbelanjaan untuk memudahkan ibu.
Foto: Republika/Wihdan Hidayat
Seorang pengunjung mal usai menyusui bayinya di ruang menyusui khusus atau mother room di Senayan City, Jakarta, Rabu (16/2). Ruangan khusus menyusui dan mengganti popok ini merupakan salah satu layanan pihak pusat perbelanjaan untuk memudahkan ibu.

REPUBLIKA.CO.ID, World Breastfeeding Week (WBW) atau Indonesia disebut dengan Pekan ASI Sedunia (PAS) dirayakan setiap tanggal 1 sampai 7 Agustus setiap tahunnya. Tema yang diusung seluruh negara setiap tahunnya sama, untuk tahun 2015 ini temanya “Menyusui dan Bekerja: Mari Kita Sukseskan!”.

Menyusui adalah sesuatu yang alami, kodrati. Namun di tengah dunia yang semakin modern dan kompetitif ini, semakin banyak tantangan yang harus dihadapi oleh ibu menyusui. Terlebih bagi ibu yang juga harus bekerja di luar rumah untuk memenuhi kebutuhan ekonomi keluarganya. Kesuksesan ibu menyusui bayinya ditentukan oleh banyak faktor, antara lain dukungan lingkungan sekitarnya.

Untuk itu pada perayaan Pekan ASI Sedunia 2015 ini, Ketua Asosiasi Ibu Menyusui Indonesia (AIMI) Pusat, Mia Sutanto, mengajak semua pihak untuk menyukseskan kegiatan menyusui. Tema Pekan ASI Dunia ini dipilih mengingat semakin banyak ibu harus bekerja, karena desakan kebutuhan ekonomi keluarga. Dan mereka memerlukan dukungan agar bisa melaksanakan kedua perannya sekaligus dengan seimbang sebagai seorang ibu dari anaknya dan juga pencari nafkah keluarga.

Mencapai keharmonisan pada dua peran ini adalah perjuangan yang tidak mudah baginya. Selain harus bekerja di luar rumah, mereka harus melakukan pekerjaan domestik yang memakan waktu dan seringkali melelahkan. Ditambah dengan mereka juga tetap mengurus dan menyusui bayinya.

“Untuk itu cuti yang cukup, fasilitas yang layak di tempat kerja saat seorang perempuan kembali bekerja, serta dukungan keluarga dapat membantu ibu untuk tetap dapat menyusui bayinya hingga 2 tahun,” jelas Mia kepada wartawan pada konferensi pers PAS 2015 beberapa waktu lalu.

AIMI mengundang masyarakat untuk ikut membantu menyukseskan ibu menyusui bayinya. Mereka mengajak setiap anggota masyarakat untuk melaksanakan salah satu ide aksi  dan dikirimkan melalui email [email protected].

Beberapa ide untuk memastikan perlindungan bagi hak perempuan bekerja untuk menyusui. Pertama, cari tahu status hak-hak maternitas yang diberikan pada pekerja perempuan di kota Anda. Adakan pertemuan advokasi dengan pembuat kebijakan dan dorong peningkatan implementasi Undang-undang Nomor 13 tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan.

Hubungi otoritas lokal untuk menyatakan permintaan Anda akan hak-hak maternitas yang setara bagi semua perempuan bekerja dengan menekankan perhatian pada perempuan dari sektor informal.

Selain itu, adakan rapat umum untuk meminta cuti bersalin enam bulan dibayar penuh bagi semua perempuan bekerja di semua sektor. Buat petisi pada pemerintah untuk meminta cuti bersalin enam bulan, istirahat untuk menyusui, fasilitas di tempat kerja untuk menyusui dan memerah ASI bagi semua perempuan bekerja. 

Selain itu, Anda juga bisa buat tulisan melalui blog pribadi atau pun menulis artikel yang dikirim ke media massa tentang tema PAS 2015 untuk meningkatkan kesadaran masyarakat pentingnya dukungan lingkungan kerja untuk ibu menyusui yang bekerja. Lalu cari tahu status implementasi berbagai peraturan yang mengatur tentang hak ibu menyusui di kota Anda. Buat permintaan ‘lingkungan ramah ibu dan bayi’ pada para pemilik tempat kerja.

“Yuk, kita sukseskan kegiatan menyusui dimanapun berada, bahkan di tempat kerja pun, yakin bisa. Menyusui dan tetap bekerja bukan hal yang mustahil, mari kita sukseskan!” ajak Mia.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement