Senin 03 Aug 2015 09:11 WIB

Dua Ketakutan Terbesar Suami

Rep: Mutia Ramadhani/ Red: Indira Rezkisari
Pasangan suami istri/ilustrasi
Foto: Republika/Wihdan Hidayat
Pasangan suami istri/ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, Pria ingin selalu menjadi pahlawan dan mitra terbaik istrinya. Dalam posisi mitra, tidak ada yang superdominan dan tak ada istilah siapa  mengontrol siapa. 

Suami senang ketika mengetahui istrinya bergantung padanya dan merasa istimewa menikah dengan Anda. Suami  juga senang ketika istrinya berharap hal-hal besar darinya dan tak segan meminta bantuan. Sayangnya, banyak istri bersikap dominan terhadap suaminya. Sesungguhnya ada dua ketakutan terbesar suami, dilansir dari Family Life, Senin (3/8).

Takut dicap tidak mampu

Seorang suami selalu ingin menjaga keyakinan istri yang baik tentang dirinya. Dia merasa sempurna ketika istri melihat potensi yang ada dalam diri suaminya. Suami suka melihat istri berdoa untuknya dan meyakinkan dirinya bahwa dia adalah suami impian.

Suami terkadang mengetahui bahwa ada banyak kekurangan di dalam dirinya. Namun, dia akan merasa sedih ketika istri menyampaikan langsung kekurangan tersebut kepadanya. 

Yang dibutuhkan seorang suami adalah kepercayaan istri, dukungan, dan dorongan untuk menjadi sosok lebih baik. Suami suka ketika istri mengatakan bahwa dia terus memikirkan sang suami. Suami suka ketika ada istri yang membanggakan dirinya. Kelembutan dan kehangatan istri menjadi penghibur suami atas ketidaknyamanannya terhadap diri sendiri.

Tentu ada saat-saat untuk berbicara dengan jujur tentang kekurangan masing-masing sehingga bersama-sama bisa mengevaluasi diri. Tapi, jangan sampaikan itu dengan cara yang panas, penuh kekecewaan, dan kerutan wajah. Mungkin, sebelum Anda menyampaikan maksud Anda, sang suami sudah mengetahuinya lebih dulu.

Takut dikendalikan istri

Jika Anda mencoba mengontrol suami dan memaksa dia mengikuti cara berpikir Anda, maka inilah sesungguhnya ketakutan terbesar suami. Ketika suami Anda merasa sepertinya dia sedang dikendalikan, dia akhirnya akan menutup dirinya. Kedua belah pihak akan masuk ke dalam lingkaran setan dinamika perkawinan. Anda justru akan menjadi semakin kewalahan, frustasi, dan marah sebab seolah menanggung beban rumah tangga sendiri. 

Ketika istri terlalu sering mengendalikan suami, suami cenderung bersikap dingin dan hanya akan bergerak jika diarahkan istrinya. Ini karena suami dipaksa melakukan sesuatu dengan bukan cara dia. Kondisi ini bisa berdampak pada romantisme hubungan pernikahan. Seorang pria yang merasa dikendalikan istrinya kehilangan kelembutan, sebab setiap tindakan dan perlakuan sang istri tak lebih seperti ibunya. Suami tak lagi menjadi kekasih romantis di rumah. 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement