Senin 03 Aug 2015 08:21 WIB

Bicarakan Kematian Bisa Buat Hidup Lebih Bahagia

Rep: C33/ Red: Indira Rezkisari
Kegagalan membicarakan kematian sebelum ajal menjemput memiliki konsekuensi tak disadari yang menghambat orang-orang untuk hidup bahagia dan sehat.
Foto: pixabay
Kegagalan membicarakan kematian sebelum ajal menjemput memiliki konsekuensi tak disadari yang menghambat orang-orang untuk hidup bahagia dan sehat.

REPUBLIKA.CO.ID, Profesor Sosiologi di Universitas New South Wales, Alex Broom, mengatakan, membicarakan  kematian  bahkan dalam suasana yang santai  sungguh penting bagi individu, orang-orang terkasih, dan masyarakat secara umum. Ia yakin ketakutan akan kematian akan membuat hidup lebih berarti.

Kebahagiaan menjadi perbincangan Asosiasi Medis Australia (AMA). Kala itu AMA menyelenggarakan acara Pekan Dokter Keluarga guna memotivasi tiap orang tua muda, sakit atau sehat, supaya  membicarakan kematian dan kondisi sekarat serta membuat rencana hari tua.

Menurut Alex, kegagalan membicarakan kematian sebelum ajal menjemput memiliki konsekuensi tak disadari yang menghambat orang-orang untuk hidup bahagia dan sehat. “Ini bukan hanya tentang sekarat, tapi ini tentang hidup. Kita akan menghadapi kematian berulang kali sepanjang hidup. Kita perlu menyiapkannya supaya ini tak menjadi tantangan berkepanjangan,” katanya seperti dilansir dari Radio Australia.

Alex mencontohkan gerakan ‘Kafe Kematian’ mendorong adanya perbincangan tentang kematian di antara orang-orang yang sehat.“Di Death Cafe, orang-orang, seringkali orang asing, berkumpul untuk makan kue, minum teh dan mendiskusikan kematian,” ucapnya. Tujuannya adalah untuk meningkatkan kesadaran akan kematian dengan harapan bisa membantu orang menjalani hidupnya dengan maksimal. 

Alex menyatakan manusia seharusnya tak mengisolasi kematian dari kehidupan. Manusia dinilai tak perlu  memisahkan keduanya karena mereka bekerja bersamaan. Pengaruh terdekat dari tindakan tak perduli terhadap kematian mencakup ketidakmampuan untuk menentukan apakah akan meninggal di rumah atau membuat orang-orang terkasih semakin merasa kehilangan karena kematian Anda datang tiba-tiba.

"Dalam realitasnya kalau kita tak terbuka tentang apa yang terjadi dan tak peduli akan apa yang terjadi, kita tak akan bisa mengontrol segala kondisi yang terjadi,” jelasnya. 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement