Sabtu 01 Aug 2015 05:32 WIB

Ayo ke Cross Culture Festival ke-11 di Surabaya

Rep: Andi Nurroni/ Red: Esthi Maharani
Maskot Kota Surabaya, Suro dan Boyo (ikan hiu dan buaya)
Maskot Kota Surabaya, Suro dan Boyo (ikan hiu dan buaya)

REPUBLIKA.CO.  SURABAYA — Pemerintah Kota Surabaya akan menggelar ajang Cross Culture Festival (CCF) ke-11 pada 2 hingga 7 Agustus 2015. Berbagai kesenian dari Indonesia akan ditampilkan dalam hajatan tahunan tersebut.

Dari Surabaya, dua tarian akan ditampilkan dalam format kolosal, yakni Tari Remo, yang merupakan kesenian asli Surabaya, serta Tari Yosokoi dari Jepang.

Kepala Seksi Seni dan Budaya Dinas Budaya dan Pariwisata Kota Surabaya Herry Purwanto menyampaikan, Tari Remo akan dibawakan 430 penari, sementara Tari Yosokoi akan dibawakan 1000 penari.

“Agenda hari pertama dibuka oleh Tari Remo dari 43 sanggar di Kota Surabaya, dengan jumlah peserta sebanyak 430 orang yang terdiri dari anak usia 5 tahun hingga 16 tahun. Disambung hari kedua yaitu Tari Yosakoi yang diikuti 40 grup dan terdiri dari sekitar 1000 orang berasal dari  berbagai daerah di Jawa Timur,” ujar Herry, Jumat (31/7).

Tahun ini CCF mengangkat tema “Rasakan Keindahan Ragam Seni dan Budaya Sebagai Warisan Budaya Dunia”. Ajang tersebut akan digelar di dua lokasi, yaitu di Komplek Gedung Balai pemuda dan G-Walk Citra Raya Surabaya.

Selain tarian, menurut Herry, kegiatan tersebut juga diisi penampilan musik dan seminar. Para penampil, ia menjelaskan, berasal dari sejumlah kota, di antaranya Jogjakarta, Makassar, Balikpapan dan Banjarmasin. Sementara dari luar negeri, akan hadir delegasi Korea Selatan, Cina dan India.

Herry Mengatakan, bahwa acara kali ini akan berbeda dengan tahun kemarin. Pasalnya, tahun ini para peserta tak hanya piawai dalam menari, namun kostum yang mereka gunakan akan lebih berwarna dengan jenis tarian yang lebih bervariasi.

“saya rasa, masyarakat Kota Surabaya dan sekitarnya wajib hadir untuk menyaksikan acara tahunan ini. Selain turut mengapresiasi para pelaku seni, masyarakat juga secara tak langsung turut melestarikan budaya bangsa. Ditambah acara ini juga tidak dipungut biaya, alias gratis,” kata Herry.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement