REPUBLIKA.CO.ID, REPUBLIKA.CO.ID - Siapa bilang jalan-jalan ke mal dengan buah hati hanya menerapkan perilaku konsumtif. Dibalik kemewahan yang ditawarkan pusat perbelanjaan, ada manfaat yang bisa dipetik.
"Asalkan orang tua cerdas dan paham menempatkan mal sebagai lokasi edukasi bagi anak," kata Psikolog Anak Ajeng Raviando, MPsi.
Membawa anak ke mal bisa mengajarinya cara bersosialisasi. Ketika berada di satu toko, ajarkan anak berinteraksi dengan pegawainya.
Buah hati bisa bertanya perihal barang-barang yang dijual dan harganya. Selain bersosialisasi, anak juga akan mengerti budaya antri. Ajaklah anak mengantri bayar di kasir dengan baik dan benar.
Ketika melakukan transaksi bayar, orang tua bisa sekaligus mengajarkan nilai mata uang pada anak. Hal ini juga bisa mengasah kemampuan berhitungnya.
Saat membayar barang seharga 20 ribu harus menggunakan pecahan uang minimal 20 ribu atau lebih. Apabila memberikan nominal uang berlebih, buah hati juga bisa belajar menghitung uang kembaliannya.
Beberapa pusat perbelanjaan juga banyak membuka arena edukasi. Playground dengan permainan olah fisik hingga mengasah bakat seperti menggambar.
Arena bermain demikian bisa dimanfaatkan ayah dan ibu sebagai lokasi wisata di dalam mal. "Dampingi anak ketika bermain, bukan menitipkannya," jelas Psikolog dari Universitas Indonesia.
Ayah dan ibu bisa berbagi peran ketika membawa buah hati ke mal. Mungkin dalam keseharian ayah sibuk bekerja sehingga sulit menghabiskan waktu bersama putra dan putrinya.
Dalam hal ini, ayah bisa dengan sigap menggendong, menuntun, atau terus memegang si kecil saat berada di mal. Tindakan ini akan menambah kelekatan hubungan antara ayah dan anak.