REPUBLIKA.CO.ID, Yogyakarta memang menjadi tempat yang wajib dikunjungi para wisatawan untuk berlibur. Di selatan Yogyakarta, tepatnya di Gunung kidul terdapat goa yang memiliki sungai bawah tanah.
Saat menyusuri Goa Pindul, pengunjung bisa melihat sebuah stalaktit yang menyatu dengan stalagmit sehingga tampak seperti sebuah pilar besar. Itu adalah Stalaktit terbesar di Goa Pindul dan peringkat empat terbesar di dunia yang usianya mencapai ribuan tahun. Butuh lima orang untuk bisa memeluk stalaktit ini.
Keindahan semakin lengkap dengan adanya ornamen di sepanjang dinding goa seperti mahakarya lukisan abstrak yang membuat kagum para pengunjung. Mata kelelawar yang bergelantungan bagaikan kristal yang menyala menghiasi lorong goa, suara merdu juga terdengar dari tetesan air yang jatuh ke sungai.
Di tengah goa ada sebuah ruangan besar dengan lubang di atasnya, warga setempat menyebut sumur terbalik. Cahaya surga yang berasal dari sinar matahari masuk melalui lubang ini membuat pemandangan semakin indah. Banyak pengunjung berenang dan lompat indah di ruangan ini.
Aliran sungai yang tenang menjadikan siapa pun beraktifitas dengan aman, mulai dari anak-anak hingga orang dewasa. Waktu terbaik untuk menyusuri goa ini adalah pukul 09.00-10.00 karena air sungai tidak terlalu dingin.
Wisata Goa Pindul dikelola warga setempat sejak beroperasi tahun 2010. Dengan inisiatif tujuh orang, wisata Goa Pindul akhirnya menjadi kebanggaan warga Gunung Kidul. Tarif untuk menyusuri goa pindul ini adalah Rp 15.000 untuk wisatawan lokal dan Rp 50.000 untuk wisatawan mancanegara.
Aji salah satu pemandu wisata mengatakan, sekitar 50 warga direkrut menjadi pemandu wisata, 30 orang menjadi pengurus desa wisata, karang taruna mengelola tempat parkir, sementara kuliner di sekitar Gua Pindul diatur ibu-ibu. Ada pula warga yang merombak rumahnya menjadi homestay bagi wisatawan yang ingin menginap di sana.