Selasa 21 Jul 2015 10:39 WIB

Hunian Hotel di Malang-Batu Penuh

Rep: Andi Nurroni/ Red: Dwi Murdaningsih
Gunung Bromo (Ilustrasi)
Gunung Bromo (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Tingkat okupansi atau hunian hotel berbintang di Jawa Timur mengalami kenaikan, meskipun besarnya tidak signifikan. Di kawasan wisata Malang dan Batu, tingkat hunian rata-rata mencapai 100 persen. Sementara di Surabaya, tingkat hunian hanya 70-80 persen saja.

Kondisi tersebut dilaporkan Ketua Perhimpunan Hotel Indonesia dan Restauran Indonesia (PHRI) Jawa Timur Mochamad Soleh. Menurut Soleh, secara umum, pertumbuhan bisnis sektor hotel masih lambat, sebagai imbas dari pelambatan ekonomi.

“Di Surabaya, sejak tanggal 17 sampai 20 Juli, hunian 70-80 persen. Angka yang lumayan. Banyak warga Surabaya yang pulang mudik. Kalau di daerah wisata Malang-Batu, sudah fully booked sejak jauh-jauh hari,” ujar Soleh kepada Republika Online, Selasa (20/7).

Tingkat hunian hotel musim libur Lebaran di Jawa Timur tahun ini, menurut Soleh, memang mengalami kenaikan. Meski begitu, menurut dia, kenaikan yang terjadi tidak signifikan karena sejumlah faktor. Pertama, Soleh menuturkan, hal itu disebabkan pelambatan pertumbuhan ekonomi.

Kedua, meski pemerintah telah melonggarkan kebijakan larangan rapat di hotel bagi lembaga-lembaga negara, tapi, menurut Soleh, penyerapan anggaran pemerintah masih rendah. “Kenaikan okupansi sendiri, setelah saya cek, ternyata lebih dipengaruhi rendahnya tingkat okupansi tahun lalu, yakni karena adanya pileg dan pilpres,” kata Soleh.

Fluktuasi Gunung Raung yang berimbas pada penutupan sejumlah bandara di Jawa Timur, menrut Soleh, juga sempat berpengaruh terhadap bisnsis hotel. Daerah-daerah yang terimbas, menurut dia, adalah Banyuwangi, Jember, Malang, Batu dan Surabaya.

Meski begitu, menurut Soleh, para pelaku usaha bisnis perhotelan masih optimistis untuk berinvestasi di Jawa Timur. Ia menggambarkan, di Surabaya saja, tahun ini, aka nada 10 hotel berbintang baru yang akan dibangun. Dengan lesunya perumbuhan bisnis hotel, Soleh mengimbau anggota PHRI tidak melakukan perang harga.

Seberapa tertarik Kamu untuk membeli mobil listrik?

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement