Ahad 19 Jul 2015 16:22 WIB

Kemenpar Perkuat Crisis Center di Bandara yang Terimbas Erupsi

Menteri Pariwisata (Menpar) Arief Yahya.
Foto: Republika/Tahta Aidilla
Menteri Pariwisata (Menpar) Arief Yahya.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Pariwisata RI terus memperkuat tim Crisis Center, yang sudah dibentuk 10 Juli 2015 lalu, sejak bencana erupsi Gunung Raung di Jawa Timur yang mengeluarkan abu vulkanik sehingga mengakibatkan terganggunya penerbangan di wilayah sekitar lokasi bencana.

Sebab, material erupsi gunung yang berlokasi di tiga kabupaten: Banyuwangi, Bondowoso, Jember itu sudah semakin memengaruhi penerbangan di Bandara Ngurah Rai Denpasar, Bandara Internasional Lombok, Bandara Selaparang Mataram, Bandara Blimbingsari Banyuwangi, Bandara Notohadinegoro Jember dan Bandara Juanda Surabaya.

"Kami dirikan pusat-pusat krisis di daerah, terutama yang terkait langsung dengan tertundanya sejumlah keberangkatan pesawat yang berakibat pada wisman dan wisnus. Kami himbau seluruh dinas pariwisata di daerah agar juga siap siaga atasi krisis," kata Arief Yahya Menteri Pariwisata dalam keterangan resminya kepada ROL di Jakarta Sabtu (18/7).

Lebih lanjut menurut Arief Yahya, masalah paling krusial adalah penanganan terhadap penumpang pesawat yang penerbangannya terganggu, tertunda atau dihentikannya sementara akibat erupsi. Termasuk menyiapkan akomodasi (penginapan), ketika mereka harus menunggu  dalam ketidakpastian.

"Dinas-dinas pariwisata di masing-masing daerah harus tanggap akan masalah ini (transportasi dan akomodasi). Mari peduli untuk atasi krisis! Letusan Gunung Raung dan Gamalama itu, khususnya dalam suasana liburan sekolah (peak season) dan arus mudik Lebaran. Dampaknya, sejumlah  penerbangan tertunda, baik di domestik maupun International, baik Bandara Ngurah Rai Bali, Bandara International Lombok Nusa Tenggara Barat, maupun Bandara Juanda Surabaya," tegas Arief.

Bali, Lombok, dan Surabaya telah menjadi daerah tujuan wisata yang paling diminati oleh sejumlah wisatawan mancanegara maupun wisatawan nusantara. Sejak terjadi letusan Gunung Raung akhir Juni lalu hingga saat ini, dampaknya terhadap pariwisata Indonesia khususnya di Bali cukup signifikan. Kondisi ini diperparah dengan letusan yang terjadi di Gunung Gamalama, Ternate Maluku Utara mulai 16 Juli kemarin.

Rencananya, menghadapi dampak letusan yang terjadi di kedua gunung tersebut, Kementerian Pariwisata akan membuat posko “Crisis Center” bagi penumpang pesawat bekerjasama dengan lembaga terkait seperti pengelola bandara, maskapai penerbangan hingga industri pariwisata akomodasi seperti hotel.

"Bisa jadi bagi penumpang pesawat dari luar negeri akan tertahan lama dan membutuhkan penginapan untuk menunggu, maka posko “Crisis Center” ini bisa menyalurkan mereka menginap di hotel-hotel dekat bandara untuk menunggu pesawatnya bisa terbang lagi," jelas Arief. Posko “Crisis Center" ini dapat mengusahakan potongan tarif menginap yang cukup membantu para penumpang pesawat itu agar tidak terlunta-lunta di bandara.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement