REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA --Kebijakan Bebas Visa Kunjungan (BVK) yang baru saja dilaksanakan Kementerian Pariwisata Indonesia diproyeksi berdampak positif bagi kesejahteraan selain bertujuan untuk menarik wisatawan mancanegara untuk datang ke Indonesia.
Kebijakan ini bertujuan untuk menyejahterakan penduduk yang kotanya didatangi oleh wisatawan. "Bila semakin banyak wisatawan yang datang ke suatu daerah, itu menjadi pemasukan bagi penduduk dan pemerintah kotanya," ujar Menteri Pariwisata Arief Yahya ketika diskusi bersama media di kawasan Kuningan, Jakarta Selatan, Rabu (8/7).
Sebagian besar yang ditawarkan Indonesia untuk wisatawan mancanegara dan wisatawan dalam negeri adalah kekayaan Sumber Daya Alam. Misalnya seperti, pantai, laut, gunung, matahari dan masih banyak lainnya.
Menpar memberikan data brenchmarking, Malaysia sebagai pesaing Indonesia yang menjual pariwisata dengan produk hampir sama telah membebaskan visa pada 164 Negara dengan perolehan devisa dari pariwisata tahun 2014 sebesar 21 miliar dolar AS, sedangkan Thailand yang membebaskan Visa di 56 Negara memperoleh devisa sebesar 42 miliar dolar AS pada tahun 2014.
Pemerintah membuka pintu masuk bagi wisman penerima bebas visa 30 negara yakni melalui Bandara Soekarno-Hatta (Tangerang), Ngurah Rai (Bali), Kualananmu (Medan), Juanda (Surabaya), Hang Nadim (Batam). Sedangkan pintu masuk melalui jalur pelabuhan yaitu Sri Bintan, Sekupang, Batam Center dan Tanjung Uban.