REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Jalan-jalan ke luar negeri memang penuh persiapan, terlebih jika itu dilakukan saat bulan Ramadhan.
Dikatakan Asma Nadia, ukan hanya mempersiapkan permasalahan makan untuk sahur dan berbuka, tapi juga kondisi diri dan keadaan negara yang akan dikunjungi.
"Saya sering ngomong di berbagai seminar ke Muslimah untuk jaga kondisi, olahraga, nguber-nguber bus itu enggak termasuk olahraga ya," ujar penulis novel Emak Ingin Naik Haji saat dihubungi ROL beberapa waktu lalu.
Mempersiapkan obat-obatan penunjang berpuasa juga merupakan hal penting, seperti mengkonsumsi obat maag sebelum imsak dan setelah berbuka. Obat-obatan lain pun jangan sampai dilupakan dan harus selalu dibawa ke mana pun.
Selain itu mempersiapkan peralatan yang mendukung selama travelling tidak bisa dikesampingkan pula. Jika negara yang dikunjungi sedang bermukim panas, maka topi sudah menjadi barang wajib, sedangkan bila saat itu sedang musim hujan, payung atau jas hujan sekali pakai harus selalu ada di tas.
"Kalau aku, traveller itu harus punya sepatu yang nyaman. Jangan mau sakit karena cantik, karena model ini bagus dipaksakan buat jalan, apalagi bulan puasa," kata adik dari penulis Helvy Tiana Rosa.
Persiapan tempat tinggal pun tidak kalah penting saat berpergian ke luar negeri di waktu Ramadhan. Ibu dari Adam Putra ini menyarakan traveller untuk menyewa hotel yang menyediakan dapur untuk memasak sendiri. Atau memilih tinggal di apartemen sewaan yang berisi beberapa kamar, sehingga ada dapur yang bisa dipergunakan kapan saja, termasuk untuk membuat makan sahur.
Jika menyewa hotel dan apartemen yang memiliki dapur tidak memungkinkan, ada baiknya traveller mencari tempat yang minimal menyediakan microwave untuk menghangatkan makan. Bila itu tidak memungkinkan juga, bisa dengan membawa teko elektrik yang kecil agar bisa merebus beberapa bahan makanan atau hanya sekadar untuk minum teh dan susu.