Selasa 30 Jun 2015 19:00 WIB

Usai Serangan, Pariwisata Tunisia Menurun

Rep: Melisa Riska Putri/ Red: Winda Destiana Putri
Turis Inggris yang berlibur di Tunisia berbondong-bondong meninggalkan negara itu pasca penembakan di resor di Sousse, Jumat (26/6).
Foto: anadolu
Turis Inggris yang berlibur di Tunisia berbondong-bondong meninggalkan negara itu pasca penembakan di resor di Sousse, Jumat (26/6).

REPUBLIKA.CO.ID, TUNIS -- Tunisia diperkirakan akan kehilangan setidaknya 515 ribu dolar tahun ini atau sekitar seperempat dari pendapatan pariwisata tahunan. Hal ini diakibatkan adanya serangan di sebuah hotel di pantai Sousse yang menewaskan 39 orang, Jumat (26/6) lalu.

Serangan oleh pria bersenjata di Hotel Imperial Marhaba terjadi hanya beberapa bulan setelah gerilyawan menyerang museum Bardo di Tunis. Insiden Maret tersebut menewaskan 21 orang, mayoritas wisatawan asing. Insiden itu memberikan pukulan telak untuk industri pariwisata di negara tersebut.

"Serangan itu memiliki dampak yang sangat besar terhadap perekonomian," kata Menteri Pariwisata, Salma Loumi dilansir Reuters, Selasa (30/6).

Tahun lalu, negara di Afrika Utara tersebut memperoleh pendapatan hampir 2 miliar dolar dari sektor pariwisata. Sektor ini membuat tujuh persen dari produk domestik bruto dan dan merupakan sumber utama mata uang asing dan lapangan kerja bagi Tunisia.

Loumi mengatakan, pemerintah berencana utuk mengakhiri pajak bagi pengunjung. Juga peninjauan untuk penghapusan utang bagi operator hotel sebagai cara membantu mempertahankan industri pariwisata.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement