REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Setelah sukses dengan film '99 Cahaya di Langit Eropa' yang terdiri dua sekuelnya, Maxima Pictures yang kini berganti nama menjadi Maxima International, segera merilis film terbarunya 'Bulan Terbelah di Langit Amerika'. Film ini merupakan kelanjutan kisah '99 Cahaya di Langit Eropa' yang diadaptasi dari novel berjudul sama karya Hanum Rais dan Rangga Almahendra.
Sebagai rumah produksi yang mendapat hak untuk memfilmkan novel 'Bulan Terbelah di Langit Amerika', saat ini Maxima International tengah bersiap-siap untuk proses produksi film tersebut. Hal ini diketahui dari acara syukuran dan buka puasa bersama film' Bulan Terbelah di Langit Amerika' yang dilangsungkan di Istanbul Turkey Restaurant, Ampera, Jakarta Selatan, Sabtu (20/6) malam.
Menggandeng sutradara kondang Rizal Mantovani, film ini masih didukung para pemain film '99 Cahaya di Langit Eropa', seperti Acha Septriasa, Abimana Aryasatya dan Nino Fernandes. "Keunggulan film ini karena akan dibuat reka ulang adegan runtuhnya World Trade Center (WTC), dari dalam gedung," ujar Rizal.
Menurut Hanum Rais, 'Bulan Terbelah di Langit Amerika' merupakan sebuah film religi kontemporer. "Dalam film ini sudah tidak lagi dibahas isu-isu konvensional seperti dilema halal-haram, poligami dan sebagainya. Tetapi akan lebih banyak dibahas isu global, dinamika sosial dunia Islam pascaruntuhnya WTC," kata dalam siaran pers kepada Republika Online, Kamis (25/6).
Hanum menyatakan, sebagai penulis novel sekaligus salah satu penulis script film, selama ini insiden WTC lebih menyudutkan Muslim sebagai pelaku. Padahal sejatinya pihak Muslim yang paling dirugikan dan justru dunia Islam menjadi korban pasca insiden kejadian itu.
Yoen K dari Maxima International menambahkan, bahwa film ini akan mengambil lokasi syuting di tiga kota besar di Amerika Serikat, yaitu New York, Washington DC, dan San Fransisco. "Dengan mengmbil seting musim gugur, film ini direncanakan mulai syuting bulan September 2015 nanti," ujar Yoen.