REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Memasuki bulan Juni 2015, tren kenaikan jumlah pasien yang positif terjangkit virus MERS (Middle East Respiratory Syndrome) di Korea Selatan menurun dengan pasti.
WHO menyebutkan bahwa pemerintah Korea Selatan berhasil mencegah penularan virus ini melalui tindakan yang tegas.
"Untuk perlindungan ke tenaga medis, mereka menggunakan alat perlindungan yang lengkap," kata Oh Hyonjae, Direktur Korea Tourism Organization (KTO) cabang Indonesia saat konferensi pers di Kantor KTO Jakarta, belum lama ini.
Oh menjelaskan bahwa penularan penyakit ini melalui kontak fisik. Penularan melalui kontak fisik ini terjadi saat pasien pertama MERS yang baru saja kembali dari Timur Tengah, dikunjungi di rumah sakit, sehingga para pengunjung pasien tersebut terjangkit juga oleh MERS.
Selain penggunaan alat perlindungan yang lengkap bagi petugas medis, KTO juga melakukan antisipasi untuk para wisatawan yag berkunjung ke Korsel. Yaitu dengan mendistribusikan safety supplies untuk wisatawan asing.
"Turis belum pernah ada yang terkena, tapi kementerian wisata Korea dan KTO sudah memberikan fasilitas untuk wisatawan mancanegara," imbuh Oh.
Pertama-tama untuk menciptakan lingkungan yang aman untuk berwisata bagi wisatawan asing, KTO mendistribusikan safety supplies (hand sanitizer) secara gratis kepada sebanyak 2.268 perusahaan yang dijamin oleh KTO, seperti fasilitas akomodasi, pertokoan, restoran dan lainnya. Lalu, KTO juga melengkapi bus-bus pariwisata yang digunakan oleh grup tur, dengan safety supplies (hand sanitizer, masker, termometer) agar dapat digunakan oleh wisatawan asing.
Selain itu, jika terjadi kondisi darurat seperti dicurigai terinfeksi MERS atau memperlihatkan gejala MERS saat berkunjung ke Korea, maka wisatawan atau travel agent dapat menghubungi Hotline yang dioperasikan oleh KTO (aktif dalam 24 jam, dan tersedia dalam 4 bahasa) agar segera mendapatkan tindakan dari rumah sakit dan pusat kesehatan terdekat yang menyediakan layanan bahasa asing.
"Jika ada turis yang terjangkit, nanti akan segera dikarantina dan ditangani di rumah sakit terdekat. Tapi saat ini yang tertular hanya di lingkungan rumah sakit, tidak ada wisatawan yang terkena," ujar Oh.
Dengan alasan itu WHO tidak mengeluarkan travel warning dan Korsel dinyatakan aman untuk dikunjungi wisatawan mancanegara.