REPUBLIKA.CO.ID, BOYOLALI -- Meski memasuki bulan Ramadhan, pendaki yang naik ke puncak Gunung Merapi tetap ada. Tercatat sejak Selasa (16/6), ada 85 pendaki yang naik melalui pintu pendakikan di Dukuh Plalangan, Desa Lencoh, Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah.
"Sejak jalur tersebut dibuka kembali pada tanggal 16 Juni 2015, jumlah pendaki selama tiga hari ini belum ada penaikan yang signifikan," kata petugas retribusi dari Badan Taman Nasional Gunung Merapi (BTNGM) Dukuh Plalangan, Kecamatan Selo, Samsuri di Boyolali.
Hal itu, menurut Samsuri lantaran banyak faktor, misalnya bersamaan dengan Ramadan 1436 Hijriah. Kendati demikian, masih ada yang mendaki gunung tersebut meski jumlahnya tidak banyak, rata-rata 10-15 orang per hari.
Semua peraturan baru soal pendaki ke Merapi, kata dia, sudah diterapkan. Peraturan itu antara lain pendaki wajib meninggalkan kartu identitas asli di posko pendakian dan berkelompok dengan jumlah minimal tiga orang.
"Jika jumlahnya kurang dari tiga orang, mereka bisa bergabung dengan pendaki lainnya," katanya.
Para pendaki juga wajib membawa logistik untuk membekali diri selama pendakian. Dalam hal ini, pihaknya akan mengecek, baik alat perlengkapan maupun logistik, sebelum mereka melakukan pendakian.
"Pendaki dapat termonitor melalui closed circuit television (CCTV) saat di kawasan Pos Pasar Bubrah. Di Pos itu, juga ada handy talky (HT) dan toa untuk memperingatkan bila ada pendaki yang nekat naik," katanya.
Balai Taman Nasional Gunung Merapi (BTNGM) sebelumnya memperketat pengawasan kegiatan pendakian ke puncak Gunung Merapi guna meningkatkan tingkat keselamatan para pendaki.