REPUBLIKA.CO.ID, MATARAM -- Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat mulai tahun ini akan merevitalisasi 30 paket destinasi wisata yang tersebar di 10 kabupaten/kota di provinsi itu.
Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata NTB M Faozal di Mataram, Rabu (17/6) mengatakan revitalisasi 30 paket destinasi wisata itu dalam bentuk perbaikan sarana dan prasarana pariwisata.
"Ini dalam rangka pembenahan dan peningkatan destinasi wisata di seluruh NTB," kata Faozal di Mataram.
Dia menjelaskan, untuk merevitalisasi 30 paket destinasi wisata itu, pemerintah provinsi mengalokasikan anggaran melalui APBD Perubahan sebesar Rp 8,5 miliar. Selain bantuan dari alokasi APBDP, NTB juga dibantu pemerintah pusat melalui alokasi APBN sebesar Rp 10 miliar yang akan diberikan kepada tujuh kabupaten/kota.
"Semua anggaran ini kita gunakan untuk pembenahan dan perbaikan sarana prasana destinasi wisata. Termasuk peningkatan kapasitas masyarakat di lokasi wisata," jelasnya.
Kata dia, apa yang dilakukan pemerintah provinsi bersama pemerintah pusat tersebut merupakan bukti nyata keseriusan dan keberpihakan pemerintah dalam menata dan meningkatkan destinasi wisata di NTB. Termasuk, membantu pemerintah kabupaten/kota melakukan pembenahan.
Dia menyebutkan, 30 paket revitalisasi destinasi wisata itu, di antaranya berada di Kota Mataram, Kabupaten Lombok Barat, Lombok Utara, Lombok Tengah, Lombok Timur, Sumbawa Barat, Sumbawa, Dompu, Bima dan Kota Bima.
Untuk Kota Mataram, seperti pembangunan pusat rekreasi di Kelurahan Pagutan, pemberian bantuan sepeda motor roda tiga. Di Lombok Utara pembenahan di air terjun Sendang Gile, pasar seni Gili Trawangan.
"Jadi selain relokasi pasar seni Gili Trawangan, akan dibangun tiga unit 'shelter', dan renovasi dermaga sehingga tidak ada lagi perahu yang singgah di luar dermaga, termasuk pembangunan fasilitas ibadah mushalla," kata mantan Kabag Humas dan Protokol Setda NTB ini.
Selanjutnya, di Lombok Barat pembenahan mata air "Aik Nyet" di Suranadi Kecamatan Narmada serta pembangunan sarana wisata di Senggigi, salah satunya pembangunan pembatas pantai sepanjang pantai sehingga ke depan nelayan tidak lagi menambatkan perahunya di pinggir pantai.
Sedangkan di Lombok Tengah penataan destinasi Pantai Kuta, pembangunan lapak "portable" bagi para penjual cenderamata, pusat informasi pariwisata, pembangunan penataan destinasi air terjun Benang Stokel serta pembangunan pusat informasi polisi di Lombok.
Ia mengatakan, di Lombok Timur penataan objek wisata pemandian Lemor, Gunung Rinjani, serta pemberdayaan masyarakat melalui pembangunan lapak-lapak untuk berjualan. Selain itu, pembangunan pasar agro di Desa Sembalun, serta pembangunan pintu gerbang ke Gunung Rinjani.
Sementara di Kabupaten Sumbawa perbaikan sarana di Kota Sumbawa Besar. Di Sumbawa Barat pembangunan "shelter" dan toilet di Maluk dan Pantai Sekongkang. Begitu juga dengan di Kabupaten Dompu perbaikan "shelter" di jalur pendakian menuju Gunung Tambora.
Kabupaten Bima dan Kota Bima, kata dia, perbaikan di sepanjang Pantai Lawata, pembangunan sarana seperti talut di Pantai Wane. Faozal berharap pembenahan dan perbaikan destinasi wisata itu akan dituntaskan tahun ini juga. Kalaupun tidak tuntas akan dikerjakan pada tahun depan secara bertahap.
"Kita harap tahun ini sudah "clean and clear", kalaupun belum akan dilakukan secara bertahap, karena untuk membangun itu tidak mudah, tetapi harus bertahap," katanya.